Mamuju (ANTARA News)- Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencenaan Pembangunan Nasional (Bappenas) , Dr. Ir. Dedy S Priatna, MSc, mengakatakan, dalam waktu dekat akan dilakukan studi kelayakan sebelum dilaksanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Karama, Mamuju, Sulawesi Barat.

"Tim kami akan segera turun untuk melakukan peninjauan terhadap lokasi pembangunan PLTA Karama yang ada di Mamuju," kata Prayetna, usai mengikuti rapat kerja pemprov Sulbar, kabupaten dan instansi vertikanl dalam konprensi persnya di Hotel D Maleo, Mamuju, Minggu.

Menurutnya, pelaksanaan studi kelayakan akan segera berjalan dengan menggunakan anggaran dari calon investor sendiri dengan memakan waktu minimal enam bulan dan maksimal lebih dari itu atau tergantung tingkat kesulitan di lokasi.

"Setelah dilakukan studi kelayakan, maka langkah selanjutnya adalah negosiasi dengan pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk dilakuan PPA atau kontark jual beli listrik dengan PLN," ujarnya.

Jika hal itu sudah selesai, maka selanjutnya adalah menungguh komitmen dari pemerintah untuk menyiapkan jaringan tenaga listrik untuk pemanfaatan PLTA Karama.

"Potensi PLTA Karama adalah anugerah karena mampu menghasilkan energi listrik mulai 1.600 hingga 1800 megawatt," tutur dia.

Dedi menjelaskan, apabila proyek PLTA Karama itu sudak pleksibel dalam hal studi kelayakannya dianggap memadai, maka pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan pihak PLN harus memasukkan RUPTL (Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik).

"Jika menteri energi dan PLN telah memasukkan RPUTL, maka pemerintah akan bersedia melaksanakan pembangunan PLTA Karama itu sudah dapat dikerjakan," ungkap dia.

Ia juga mengatakan, jika dalam waktu dekat dilakukan studi kelayakan, maka diperkirakan pelaksanaan pembangunan itu akan berjalan pada akhir Desember 2011 mendatang.

Masa pelaksanaan pembangunan PLTA Karama tersebut, kata Dedi, tergantung pada kekuatan daya listrik yang akan dibangun.

"Masa pembangunan ini tergantung dengan berapa daya megawatt, jika dikerjakan 1.300 mega watt maka dibutuhkan waktu selama empat tahun, tetapi jika dikerjakan ukuran kecil maka bisa dilakukan dengan waktu yang hanya dua tahun," timpalnya. ***3***





(KR-ACO)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010