Sungai dan danau di Sumbar  sangat banyak, sayangnya belum terintegrasi dan berkelanjutan dengan sektor-sektor lain seperti halnya di Jepang.
Padang (ANTARA) - Pakar ekonomi dari Universitas Andalas Sumatera Barat (Sumbar) Prof Syafruddin Karimi menyarankan pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) untuk meniru pemanfaatan sumber daya alam di Jepang yang terintegrasi dan inklusif dengan banyak sektor.

"Sungai dan danau di Sumbar  sangat banyak, sayangnya belum terintegrasi dan berkelanjutan dengan sektor-sektor lain seperti halnya di Jepang," katanya di Padang, Senin.

Di Jepang, kata Prof Karimi, danau tidak hanya digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), namun juga dikembangkan sebagai objek wisata, sumber air bersih, untuk kebutuhan sektor pertanian dan lain sebagainya. "Saya kebetulan studi mengenai PLTA di Jepang dan melihat langsung konsep pemanfaatan sumber daya alam itu betul-betul inklusif," ujarnya.

Baca juga: Kemendag: RI optimalkan sumber daya alam untuk perdagangan hijau

Sementara itu, di Tanah Air terutama di Provinsi Sumbar danau-danau besar hanya digunakan sebagai PLTA dan sebagian kecil untuk pendukung sektor pariwisata dan bidang perikanan. Padahal, dengan potensi yang besar tersebut pemerintah bisa menggarap beberapa bidang lain. "Kita ambil contoh PLTA Danau Maninjau, kan tidak ada konsep pariwisata yang terintegrasi yang disiapkan," ujarnya.

Menurutnya, pemerintah Provinsi Sumbar belum terlambat untuk menggarap dan membuat perencanaan yang terpadu dan terintegrasi mengenai pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada. 

Baca juga: Menteri ESDM sebut hilirisasi optimalkan pendapatan negara dari SDA

Terakhir, ia mengingatkan jika pemerintah hanya fokus pada eksplorasi sumber daya alam yang ada tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan jangka panjang, hal tersebut dapat merusak keseimbangan ekologis.

"Pemanfaatan sumber daya alam ini harus mempertimbangkan efek jangka panjang dan tidak hanya sebatas mengambil energinya saja," kata dia.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024