Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dinilai masih berpeluang untuk menarik investor dari luar seiring dengan makin membaiknya perdagangan dunia.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Investasi, Perhubungan, Informatika, dan Telekomunikasi Chris Kanter di Jakarta, Senin mengatakan, negara kita memiliki beragam kelebihan yang menjadi daya tarik bagi masuknya pemodal asing.

"Perdagangan dunia segera pulih dan kawasan Asia diperkirakan bangkit lebih cepat. Indonesia akan memperoleh manfaat positif dengan pemulihan ekonomi. Dalam proses pemulihan dan sesudahnya Indonesia diperkirakan lebih menarik bagi investor asing," katanya.

Menurut dia, sejumlah kelebihan yang dimiliki Indonesia dalam menarik investasi asing di antaranya, jumlah penduduk besar, tersedia angkatan kerja dengan produktivitas yang masih dapat ditingkatkan, tersedia bahan baku, stabilitas politik dan ruang bagi penerapan mekanisme pasar semakin luas.

Selain itu, tambahnya, biaya yang tak terkait langsung dengan kegiatan ekonomi makin kecil, yang artinya, sudah tercipta clean government atau good corporate governance.

Arus Penanaman Modal Asing Langsung (PMAL) ke negara berkembang, terutama ke Indonesia, menurut dia, diperkirakan berangsur pulih dalam periode 2010-2014.

Namun demikian agar dapat bersaig menarik PMAL, lanjut Chris Kanter, negara-negara berkembang dituntut berbenah.

Selain itu Komisaris Independen PT Indosat Tbk ini, juga menyarankan, agar memperkokoh pasar domestik, menciptakan iklim kondusif bagi investasi dan menghadirkan kelengkapan infrastruktur untuk mengurangi biaya produksi tetap.

Untuk mendorong pertumbuhan investasi dalam negeri, Chris mengingatkan pemerintah untuk memberikan dukungan nyata.

Beberapa stimulus seperti reformasi pajak dan bea cukai, sinkronisasi kebijakan dan implementasi, dan pembenahan di sektor ketenagakerjaan dan infrastruktur, dinilainya sebagai "gula"? yang wajib disediakan pemerintah.

"Tujuannya, tetap untuk menarik minat investor dalam dan luar negeri," katanya.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010