Madiun (ANTARA News) - Ribuan calon penumpang yang akan menggunakan jasa kereta api di Stasiun Madiun, Selasa, terlantar akibat tergulingnya KA Logawa jurusan Purwokerto-Jember di Dusun Petung, Desa Pajaran (bukan Nampu), Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Wartawan ANTARA di Madiun melaporkan ribuan calon penumpang yang terlantar itu menunggu kedatangan kereta lain, seperti KA Ekonomi Brantas jurusan Kediri-Jakarta yang seharusnya telah sampai di Stasiun Madiun pukul 15.02 WIB, lalu KA Kahuripan jurusan Surabaya-Jakarta yang masuk Madiun pada pukul 16.53 WIB.

"Saya dan ibu sedang menunggu kedatangan KA Brantas, namun sampai sekarang belum datang-datang," kata Sujatmiko, calon penumpang KA Brantas.

Menurut dia, dirinya tidak tahu pasti alasan keterlambatan kereta. Hanya saja, ada pengumuman dari pihak stasiun yang memberitahukan jika ada kerusakan kereta di Nganjuk.

Hal yang sama dialami oleh Saliman. Dia dan anaknya sedang menunggu kedatangan KA Kahuripan jurusan Surabaya-Jakarta.

"Saya tidak tahu pasti, kenapa kereta bisa terlambat hingga berjam-jam? Tadi, hanya ada pemberitahuan jika terjadi kerusakan kereta," kata pria asal Tempursari, Kabupaten Madiun itu.

Pihak Stasiun Madiun hingga kini belum memberikan keterangan resmi. Salah satu petugas Stasiun Madiun mengatakan pihak yang berkepentingan memberikan jawaban sedang berada di lokasi tergulingnya KA Logawa.

Kereta Api Logawa jurusan Purwokerto-Jember itu terguling di perbatasan Desa Nampu dan Pajaran, tepatnya di Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, sehingga mengakibatkan enam orang tewas dan 73 korban luka. Korban yang terluka langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Caruban.

<i>Tunggu KNKT</i>

Hingga Selasa malam, petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) VII Madiun masih menyelidiki penyebab tergulingnya KA Logawa jurusan Purwokerto-Jember itu.

"Kami belum dapat memastikan penyebab tergulingnya KA Logawa di daerah Pajaran, Saradan, Kabupaten Madiun. Hingga kini, petugas masih menyelidikinya," ujar Wakil Kepala Daop VII Madiun, Nur Amin.

Untuk memastikan penyebab kecelakaan tersebut, kata dia, pihaknya menunggu pihak berwenang, yakni tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Sementara itu, satu korban tewas berhasil diidentifikasi lagi, setelah empat sebelumnya teridetifikasi. Satu korban yang baru teridentifikasi adalah Ibnu Malik, warga Genengan, Biltar.

Dengan demikian, lima korban tewas telah teridentifikasi. Mereka adalah, Rahmat Bayu Rianto (15), warga Jalan Manggala Mulya Nomor 7 Kelurahan Rejomulyo, Kota Madiun, Hariadi M. Noor Khoiri (38) warga Jalan Hasyim Asyari Nomor 14 Malang.

Selain itu, Sholeh (58) warga Jalan Kalimantan RT 6 RW 2 Kartoharjo, Madiun, Kuatno (29), warga Sibalung, Kelurahan Kemranjen, Banyumas, dan terbaru, Ibnu Malik.

"Masih satu korban tewas yang masih dalam proses identifikasi karena tidak ditemukan kartu identitas di tubuh korban," ujar petugas kamar jenazah RSUD Panti Waluya, Caruban, Edy.

Hingga kini, tiga gerbong yang terguling ke jurang masih berada di lokasi kejadian di Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Untuk evakuasi gerbong dibutuhkan alat berat yang didatangkan dari Solo, Jawa Tengah.(*)

(T.E011/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010