Banda Aceh (ANTARA News) - Seniman komunitas musikalisasi puisi dari 15 provinsi di Indonesia minta pemerintah Provinsi Aceh menata ulang dan memelihara tugu kilometer nol yang berada di ujung Sabang, Pulau Weh.

"Kami mengharapkan pemerintah untuk menata ulang tugu kilometer nol menjadi daya tarik dan menggugah siapapun yang menginjakkan kakinya di monumen itu," kata juru bicara seniman, Fikar W. Eda, di Banda Aceh, Rabu.

Permintaan menata ulang tugu tersebut juga merupakan salah satu rekomendasi yang dihasilkan dari festival seni nol kilometer Indonesia yang berlangsung sejak 25-28 Juni 2010 di Sabang.

Festival yang diikuti 150 seniman dari Sabang hingga Meurauke juga mengharapkan agar festival nol kilometer Indonesia itu diselenggarakan setiap tahunnya.

Dia mengatakan, festival seni di kota yang berpenduduk sekitar 30 ribu jiwa itu bertujuan mencoba memaknai titik nol sekaligus mengikat keberagaman budaya Indonesia.

Festival yang dirangkai dalam peringatan hari ulang tahun ke-45 Kota Sabang itu merupakan peristiwa budaya yang telah memberikan renungan terhadap rasa keberagaman, kebersamaan dan kebernegaraan.

"Sabang inilah titik mula Indonesia yang bermakna geografis sebuah negara. Coba kita bayangkan apabila titik nol itu tidak berada di Pulau Weh maka negara kita akan bermakna lain," kata seniman asal dataran tinggi Gayo tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sabang, Helmi Ali yang aktif menyaksikan pagelaran senia itu mengatakan, event tersebut akan dijadikan agenda tahunan Pemerintah kota Sabang.

"Event tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengembangkan seni dan budaya daerah. Kami berharap dukungan dari seluruh komponen," katanya.

Festival tersebut juga bertujuan memajukan sektor pariwisata kota Sabang, sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara di masa mendatang.
(T.KR-IRW/S019/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010