"Masih banyak yang harus dibenahi (layanan) guna memastikan pekerja terlindungi betul," kata Direktur Operasi PT Jamsostek, Ahmad Ansyori, usai menerima penghargaan dari Majalah Investor, di Jakarta, Kamis malam.
Ia mengatakan pihaknya terus melakukan perbaikan layanan antara lain dengan mengaplikasikan layanan online di seluruh Indonesia mulai 28 Maret 2007, sehingga peserta Jamsostek bisa langsung dapat dilayani dimanapun mereka mendaftar.
"Kami berupa terus mengembangkan layanan guna melayani pekerja mengatasi resiko sosial yang mereka hadapi. Tuntutan layanan itu juga berkembang," katanya.
Ahmad Ansyori juga mengakui sampai saat ini kepesertaan Jamsostek masih rendah, dari 29 juta pekerja yang terdaftar, hanya 8,7 juta peserta aktif atau sekitar 30 persen dari total pekerja formal.
"Itu (kepesertaan asuransi, termasuk jamsostek) tidak hanya menyangkut soal kepercayaan, tapi juga tata kelola yang baik, peraturan, dan penegakan hukum," katanya.
Untuk meningkatkan jumlah peserta Jamsostek, Ansyori mengatakan pihaknya akan lebih menggiatkan sosialiasasi. "Sekarang ini semua BUMN telah menjadi peserta Jamsostek, termasuk PLN sudah," katanya.
Sebelumnya Jamsostek, kata dia, juga telah menerima penghargaan dari KPK pada Desember 2009 sebagai perusahaan dengan integritas pelaporan yang baik diurutan ke 5 dari 81 BUMN.
Sementara itu Praktisi Senior Asuransi Herris Simanjuntak mengatakan sampai saat ini penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah, yaitu kurang dari dua persen. Padahal di negara maju, penetrasi asuransi mencapai sekitar 15 persen.
"Pemegang polis tidak melihat modal (perusahaan asuransi) tapi kepercayaan," katanya.
Selain Jamsostek, asuransi lain yang mendapatkan penghargaan khusus sebagai perusahaan asuransi dengan kualitas layanan terbaik berdasarkan jajak pendapat pemegang polis yang dilakukan Majalah Investor adalah PT Avrist Assurance (asuransi jiwa) dan PT Chartis Insurance Indonesia (asuransi umum).(*)
(T.R016/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
