Sanaa (ANTARA News) - Wartawan Yaman, yang disergap di jalan oleh kelompok bersenjata, pada Senin menyatakan bahwa ia ditahan singkat dan diperiksa tentang Al Qaida oleh dinas sandi, tidak diculik seperti ditakutkan para rekannya.

Abdulelah Shai berada di luar rumah makan di Sanaa pada Minggu malam ketika tiga orang bersenjata melompat keluar dari mobil dan memaksanya masuk kendaraan itu, yang kemudian melesat, kata wartawan Yaman Kamal Sharaf, yang bersama Shai pada saat itu, kepada kantor berita Inggris Reuters.

Shai menyatakan orang itu petugas sandi, yang menahannya untuk dipriksa sebelum membebaskannya saat fajar pada Senin.

"Aku dibawa ke Perhimpunan Keamanan Politik dan diperiksa enam jam untuk tanggapan saya di televisi Al Jazeera tentang kegiatan Alqaida di Yaman," kata Shai kepada Reuters.

Shai, wartawan lepas, membuat sejumlah penampilan di media antarbangsa sebagai pakar Al Qaida dan sering digambarkan memiliki hubungan dekat dengan anggota kelompok keras itu.

Yaman, yang berbatasan dengan penghasil utama minyak Arab Saudi, menjadi keprihatinan utama keamanan Barat setelah sayap kawasan Alqaida berpusat di Yaman menyatakan bertanggung jawab atas usaha gagal membom pesawat bertujuan Amerika Serikat pada Desember.

Pada awal tahun ini, wawancara Shai dengan Anwar Awlaki, pendakwah keras Muslim, yang dalam pelarian dan dicari hidup atau mati oleh Washington, disiarkan di laman televisi Al Jazeera.

Pemerintah Amerika Serikat menyatakan Awlaki ditambahkan ke daftar sasaran CIA, badan pusat sandi negara adidaya itu, setelah bergerak di Al Qaida di Semenanjung Arab, yang menyatakan bertanggung jawab atas usaha gagal meledakkan pesawat penumpang bertujuan Amerika Serikat pada Natal.

Pada Minggu, Al Qaida menyatakan bertanggung jawab atas serangan pada bulan lalu di selatan terhadap kantor pusat badan sandi Yaman, yang menewaskan 11 orang, dengan menyebutnya jawaban terhadap tindakan keras negara atas anggotanya.

Sehari setelah serangan di kota Aden, Yaman selatan, itu, Al Qaida menyeru semua anggota suku setempat mengangkat senjata melawan pemerintah akibat penindasan tersebut.

Pemerintah Yaman menangkap delapan tersangka pejuang Al Qaida, termasuk warga pelarian Saudi, yang dituduh merencanakan serangan terhadap sarana keamanan, kata kementerian pertahanan pada Minggu.

Penangkapan itu terjadi beberapa hari setelah dua tersangka anggota sel Al Qaida yang sama ditahan menyusul penggerebekan atas rumah di provinsi Hadramaut yang terpencil, yang memicu bentrokan dengan korban tiga tentara tewas.

Sekutu Yaman, Barat dan Saudi, ingin Sanaa, yang juga mencoba mengadakan gencatan senjata dengan pemberontak Syiah di utara dan memadamkan perlawanan di selatan, menyelesaikan kemelut dalam negerinya dan menggalang kekuatan, sehingga dapat memusatkan perhatian pada pertempuran dengan Al Qaida.

Yaman adalah tanah air leluhur pemimpin Al Qaida Osama bin Ladin dan menjadi sasaran beberapa serangan, yang dilakukan kelompok itu, atas kantor asing, loka wisata dan sarana perminyakan.

Pengulas kuatir Yaman runtuh akibat perlawanan Syiah di utara, gerakan pembangkangan di selatan dan serangan Al Qaida.

Negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, kuatir negara itu gagal dan Al Qaida memanfaatkan kekacauannya untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara miskin Arab itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran serangan.

Reuters/B002/Z002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010