Kami berpandangan bahwa Indonesia dan China memiliki kepentingan yang sama, khususnya dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P. Roeslani, mengatakan Indonesia diuntungkan dari Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI) yang digagas China karena dapat menghubungkan satu negara ke negara lain di sepanjang jalur BRI.

"Terlepas dari kesulitan dan tantangan yang dihadapi ekonomi global saat ini, China sedang menjalankan Inisiatif Sabuk dan Jalan  untuk lebih membuka ekonominya ke seluruh dunia. Indonesia diuntungkan dari inisiatif itu," ujar Rosan P. Roeslani dalam webinar “Peluang Investasi di China Pakistan Economic Corridor (CPEC)” di Jakarta, Kamis.

Selama empat tahun terakhir, lanjut dia, Kadin telah menyaksikan bahwa rencana ini bergerak cepat dari konsepsi ke operasi dengan menghubungkan Sabuk Ekonomi Jalur Sutra bersama dengan Jalur Sutra Maritim melalui jaringan logistik dan transportasi yang luas yang menghubungkan satu negara ke negara lain di sepanjang jalur Sabuk dan Jalan.

Baca juga: China tanda tangani kesepakatan Sabuk Jalan dengan 18 negara Arab
Baca juga: BKPM tawarkan investasi 28 proyek Sabuk dan Jalan ke Chongqing


Kemajuan nyata lainnya, lanjut Rosan, adalah platform pembiayaan multilateral dengan pendirian Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB), Bank Pembangunan Baru dan Dana Jalan Sutra, untuk mendukung usaha dan proyek geo-ekonomi.

Perlu dicatat, ujar dia, bahwa China bersedia menghubungkan BRI dengan strategi pembangunan Indonesia.

"Kami berpandangan bahwa Indonesia dan China memiliki kepentingan yang sama, khususnya dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, yang juga menjadi kepentingan banyak negara lain di kawasan, termasuk Pakistan," kata dia

Karena pembangunan infrastruktur di Indonesia akan menciptakan konektivitas antarnegara yang akan saling menguntungkan.

Manfaat BRI pada akhirnya, ujar Rosan, akan memanfaatkan peluang untuk kerja sama, akses ke sumber daya baru, pasar, konsumen dan layanan dan bertindak sebagai katalisator untuk peluang komersial.

"Secara paralel, kami juga senang melihat bahwa di bawah kerangka BRI, China dan Pakistan juga mengembangkan CPEC sebagai kumpulan proyek pembangunan infrastruktur bernilai miliaran dolar, yang sedang dibangun di seluruh Pakistan sejak 2013, dimaksudkan untuk menghubungkan Asia dengan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika," kata dia.

Baca juga: 25 Menlu ikuti konferensi Prakarsa Sabuk Jalan virtual 18 Juni
Baca juga: Australia batalkan kesepakatan untuk Satu Sabuk, Satu Jalan China

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021