Surabaya (ANTARA News) - Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) mengajukan dana sebesar Rp200 miliar seiring upayanya meningkatkan potensi sejumlah koperasi di Indonesia pada tahun 2011.

"Besaran dana miliaran rupiah tersebut akan dialokasikan untuk penciptaan daya saing beberapa koperasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional," kata Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Nurdin Halid, ditemui ANTARA, di sela Rapat Pimpinan Nasional Dewan Koperasi Indonesia/Dekopin 2010, di Ballroom JW Marriott Hotel Surabaya, Selasa malam.

Menurut dia, nilai Rp200 miliar tersebut diajukan untuk anggaran pendapatan dan belanja/APBN tahun 2011. Sementara itu, realisasi APBN 2009 untuk pendanaan Dekopin pada tahun 2010 mencapai Rp50 miliar.

"Untuk Dekopin cabang Jawa Timur, pada tahun ini mendapat dana sebesar Rp6 miliar," ujarnya.

Ia menjelaskan, secara umum penyaluran dana dari APBN tersebut digunakan untuk sejumlah upaya peningkatan kualitas dan kemampuan koperasi baik di Jatim maupun nasional.

"Semisal, penciptaan fasilitasi usaha, pengembangan teknologi, percepatan akses untuk kebutuhan informasi, dan media promosi produk unggulan," katanya.

Ia menilai, bantuan pendanaan yang disalurkan bagi sejumlah koperasi sangat penting demi peningkatan kondisi perekonomian nasional.

"Memang, seharusnya koperasi berada di bawah naungan kementerian teknis bukan seperti sekarang," katanya.

Di sisi lain, tambah dia, jika selama ini koperasi dinilai sebagai soko guru perekonomian bisa memperoleh alokasi APBN lebih besar dibandingkan penyaluran dana ke sektor pendidikan.

"Jika APBN untuk dana di sektor pendidikan bisa tersalurkan 20 persen dari total APBN maka koperasi berhak mendapatkan 50 persennya," katanya.

Mengenai penyerapan dana APBN tahun 2009, ia mengaku, Dekopin memperoleh sebesar Rp29 miliar. Bahkan, keseluruhan angka tersebut berhasil diserap semuanya.

"Apalagi, sampai sekarang jumlah koperasi di Indonesia mencapai 165 ribu unit. Dari jumlah tersebut, total keanggotaannya mencapai sekitar 25 juta anggota," katanya.

Menanggapi situasi tersebut, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Syarifudin Hasan, berharap, kucuran dana melalui APBN selama ini dapat dimanfaatkan sebaik - baiknya.

"Walaupun guncangan perdagangan bebas ACFTA per 1 Januari lalu sampai sekarang masih mengancam pasar domestik, sudah seharusnya koperasi yang menyebar di penjuru nusantara kian meningkatkan potensinya dan bangkit. Apalagi, tahun 2010 merupakan tonggak sejarah bagi koperasi Indonesia yang berusia 63 tahun," katanya. (PSO-071/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010