Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Polda Metro Jaya mengaku kesulitan menyempurnakan sketsa wajah pelaku penganiayaan terhadap aktivis Indonesia Corruption Watch, Tama Satya Langkun (25).

"Polisi untuk membuat sketsa yang sempurna membutuhkan saksi yang valid. Kita masih kesulitan menyempurnakan sketsa pelaku," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafly Amar, di Jakarta, Rabu.

Saat ini, kata dia, polisi belum menemukan adanya saksi yang betul-betul bisa memberi gambaran sketsa secara utuh.

"Kita sedang mengupayakan secara maksimal dengan memanggil kembali saksi yang memang diduga terkait dengan peristiwa penganiayaan itu," kata Boy.

Ada tiga saksi yang saat ini diperiksa polisi, tapi informasi masih sepotong-sepotong, sementara polisi betul-betul membutuhkan informasi yang benar-benar yang tahu persis, jelas Boy.

Peristiwa penganiayaan Kamis dini hari (8/7) itu termasuk salah satu kendala untuk bisa mengetahui penyelidikan dari luar tempat kejadian perkara (TKP) yang terus polisi lakukan.

"Penganiayaan terhadap Tama dipastikan dilakukan terencana dan matang oleh kelompok dan pelakunya diperkirakan empat orang," kata Boy.

Tama menderita tiga luka pada bagian kepala dan harus mengalami 29 jahitan.

Selain luka di kepala ada juga luka memar di leher, tangan kanan dan beberapa bagian tubuh lainnya, sementara luka lainnya adalah akibat terjatuh dari sepeda motor yang dikendarai dan ditabrak pelaku.

Tama adalah aktivis ICW yang melaporkan rekening mencurigakan milik beberapa perwira polisi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (*)

S035/s018

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010