Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengatakan penyerapan anggaran belanja pemerintah yang masih rendah pada semester I/2010 dapat menghambat akselerasi pertumbuhan ekonomi.

"Seharusnya pada kuartal I kemarin sudah enam persen, dan sudah dalam genggaman, tapi `government spending` (belanja pemerintah) minus 8,8 persen," ujarnya saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu malam.

Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II seharusnya dapat mencapai enam persen, karena ekspor dan investasi sedang membaik saat ini.

"Itu merem saja dapat tercapai, namun belanjanya memang lambat, padahal ekspor bagus, investasi bagus cuma memang konsumsi Rumah Tangga turun sedikit," ujar dosen Universitas Indonesia ini.

Ia menyatakan penyerapan anggaran belanja pemerintah selama tiga tahun terakhir memang sangat rendah dan butuh perubahan agar dalam triwulan II penyerapan dapat lebih dipercepat.

Menurut dia, agar belanja pemerintah dapat lebih terakselerasi, proses perencanaan anggaran harus lebih baik dari sekarang.

"Karena masalahnya (penyerapan) pada Januari-Maret tahun ini lebih jelek dibandingkan bulan yang sama tahun lalu," ujar Faisal.

Pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2010 telah mencapai angka 5,7 persen, sedangkan target keseluruhan hingga akhir tahun diperkirakan akan mencapai 5,8 persen.  (S034/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010