Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad meminta para pengusaha wanita khususnya yang tergabung dalam Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI untuk lebih mengembangkan diri dan lebih peduli terhadap rakyat banyak sehingga usaha yang dirintis bisa lebih maju, bermanfaat dan dirasakan langsung oleh masyarakat.

Dalam siaran pers panitia Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XXI IWAPI yang diterima di Jakarta, Kamis sore, bahwa Fadel Muhammad mengemukakan hal tersebut saat berbicara pada Rakernas IWAPI.

Fadel Muhammad menegaskan, kehadiran dirinya di Pembukaan Rakernas XXI IWAPI tak hanya sekadar menjadi pembuka acara berskala nasional tersebut, juga membawa pesan khusus dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono kepada para pengusaha wanita yang tergabung di IWAPI.

"Bapak presiden menyampaikan pesan kepada para pengurus IWAPI agar lebih mengembangkan diri dan menggali potensi yang dimiliki. Sehingga dengan demikian bisa membantu pemerintah dalam menjalankan roda perekonomian nasional yang berpihak kepada rakyat," ujar Fadel.

Karena itu, berkali-kali Fadel berharap para pengusaha wanita yang tergabung di IWAPI memang sudah semestinya lebih mengembangkan diri sehingga usaha yang dilakukan bisa dirasakan oleh masyarakat.

"Terus terang saya salut dengan para pengusaha wanita yang mentalnya ulet dalam merintis usaha. Sehingga tidak heran jika banyak pengusaha wanita yang sukses. Tapi yang perlu diingat, kita punya kewajiban memberdayakan masyarakat dan bekerja untuk rakyat," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Fadel Muhammad memberikan bantuan kepada seluruh pengurus DPD IWAPI se-Indonesia. Bantuan yang diberikan kepada masing-masing DPD IWAPI di antaranya 100.000 bibit rumput laut, 100.000 benih ikan nila, dan 200.000 benih udang.

Sementara, dalam sambutannya Ketua Umum DPP IWAPI periode 2010-2015 Ir Nitayudi, MBA menyatakan iklim usaha di Indonesia dirasakan masih kurang kondusif. Pasalnya, infrastruktur seperti listrik, jalan dan transportasi, telepon, air bersih, dan lainnya, masih kurang memadai. Belum lagi suku bunga bank yang masih sangat tinggi dibanding negara tetangga, birokrasi perizinan yang belum ’melayani’ sehingga menyebabkan ekonomi biaya tinggi di UMKM.

"Namun IWAPI juga menyadari kelemahan UMKM. Manajemen UMKM masih sangat terbatas, aset produksi lemah, SDM kurang, akses permodalan rendah, akses pasar rendah dan usia produk UMKM yang relatif pendek. Kesadaran akan besarnya tantangan dan kelemahan UMKM di satu sisi dan spirit memperjuangkan UMKM di sisi lain membuat IWAPI mengangkat tema Kolaborasi Usaha menuju Penguatan Ekonomi Nasional pada Rakernas XXI IWAPI ini," katanya.

Rakernas XXI IWAPI yang berlangsung di Jakarta 21-23 Juli 2010 itu diikuti 450 anggota IWAPI dari berbagai daerah di tanah air. Rakernas adalah program rutin tahunan IWAPI yang merupakan forum komunikasi di antara Pengurus DPP dengan DPD dan DPC dan
Rakernas juga diisi oleh penghargaan kepada sejumlah DPD terbaik dan pengusaha wanita berprestasi serta penandatanganan MoU antara IWAPI dengan Telkom. Sriwijaya Air, Hypermart dan Agel.

Rakernas akan mengevaluasi Anggaran Rumah Tangga, Aturan Organisasi, Program Kerja, merencanakan program kerja tahun berikutnya serta membuat rekomendasi untuk internal IWAPI dan pemerintah. Selain kegiatan tersebut, Rakernas XXI juga diisi pameran, donor darah, seminar dan dialog interaktif tentang permasalahan yang dihadapi anggota IWAPI.(*)
(ANT/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010