Pasangan mempelai tersebut berasal dari sejumlah kecamatan di Wonosobo, antara lain dari Kecamatan Sapuran 13 pasangan, Mojotengah lima pasangan, Kejajar tiga pasangan, Kepil dua pasangan, dan Kertek empat pasangan.
Nikah massal tersebut diikuti dua pasangan baru yang belum pernah menikah dan selebihnya merupakan pasangan yang belum mempunyai akte nikah.
Meskipun mengikuti nikah massal, para pasangan mempelai berbusana pengantin lengkap dan mereka juga menjalani upacara adat "panggih pengantin" bersama-sama di halaman Gedung Sasana Adipura Kencana tempat mereka melangsungkan nikah massal.
Bupati Wonosobo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda Kabupaten Wonosobo, Eko Sutrisno Wibowo, mengatakan nikah massal ini merupakan salah satu bentuk kepedulian pemkab terhadap masyarakat kurang mampu yang akan melangsungkan pernikahan resmi.
Ia mengatakan, kegiatan ini merupakan pendidikan moral keagamaan yang patut didukung semua pihak.
"Kegiatan pernikahan secara massal ini saya rasa sangat penting dilakukan, mengingat pola kehidupan di tengah masyarakat saat ini sudah mengalami banyak pergeseran," katanya.
Menurut dia, baik dengan alasan keterbatasan ekonomi, gaya hidup maupun alasan lainnya, hubungan laki-laki dan perempuan dalam satu ikatan sebagaimana suami dan isteri dalam satu keluarga ternyata sudah mengalami pergeseran nilai dan tidak lagi dipandang sesuatu yang sakral.
Ia mengatakan, bertumpu pada hakikat pernikahan dalam ajaran agama Islam memandang pernikahan bukan sebagai sarana untuk mencapai kenikmatan lahiriah semata, tetapi bagian dari pemenuhan naluri yang didasarkan pada aturan Allah atau bernilai ibadah.
"Melalui pernikahan yang sah ini, keluarga yang dibina ke depan diharapkan akan berlangsung dengan lebih damai, berkualitas, dan sejahtera," katanya.
Sejumlah pasangan pengantin, usai mendapat ucapan selamat dari para pejabat Pemkab Wonosobo yang hadir, mereka dikirab dengan kereta kuda keliling kota Wonosobo.
(ANT/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010
