Seoul (ANTARA News) - Amerika Serikat dan Korea Selatan pada Ahad melancarkan latihan besar angkatan laut di Laut Jepang meskipun Korea Utara mengancam melakukan balasan dengan senjata nuklir.

Latihan itu adalah yang pertama dari serangkaian latihan yang dimaksudkan "untuk mengirimkan pesan yang jelas kepada Korea Utara bahwa sikap agresifnya harus dihentikan," kata Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, dan Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Tae-Young dalam pernyataan bersama mereka pekan ini setelah perundingan.

Korea Selatan dan AS yang merujuk penemuan-penemuan investigasi multinasional menuduh Korea Utara mentorpedo kapal perang Korea Selatan Cheonan, di dekat perbatasan Laut Kuning yang tegang, pada Maret.

Komunis Korea Utara membantah terlibat dalam tenggelamnya Cheonan, yang diklaim menewaskan 46 pelaut.

Komando Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang dipimpin AS mengatakan latihan empat hari itu akan melibatkan sekitar 20 kapal, termasuk kapal induk USS George Washington, dan sekitar 200 pesawat terbang.

Sekitar 8.000 personil dari dua negara sekutu itu akan ikut ambil bagian dalam unjuk kekuatan tersebut.

"USS George Washington meninggalkan pelabuhan selatan Busan sekitar pukul 07:00 waktu setempat Ahad. Kapal induk tersebut berlayar menuju Laut Jepang (Laut Timur) untuk latihan," kata seorang juru bicara militer AS kepada AFP.

Para pejabat di Kementerian Pertahanan Seoul mengatakan kapal-kapal angkatan laut lain juga telah meninggalkan Busan dan pelabuhan terdekat Jinhae untuk latihan itu.

Beberapa dari Armada ke-7 AS juga dijadwalkan ikut ambil bagian latihan di lepas pantai semenanjung.

Kementerian itu mengatakan latihan tersebut dipindahkan dari Laut Kuning (Laut Barat) yang sensitif untuk mencegah protes-protes China.Latihan-latihan di masa depan akan digelar di kedua laut tersebut.

Korea Utara mengecam latihan itu sebagai "penghasutan perang yang sangat berbahaya."Pada Sabtu Pyongyang juga mengancam akan membalas latihan militer itu dengan senjata-senjata nuklirnya.

Pyongyang melakukan ancaman perang secara rutin dalam membalas latihan militer bersama yang dilakukan dua negara yang lama bersekutu itu, dan menyebut mereka melakukan gladi resik untuk perang.

"Semua manuver perang ini tidak langsung bertujuan untuk provokasi menahan kekuatan senjata Korea Utara untuk semua maksud dan tujuan," kata Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara dalam pernyataan yang dimuat kantor berita resmi Pyongyang.

"Militer dan rakyat Korea Utara akan menghadapi dengan sepenuh kekuatan mereka untuk mencegah latihan perang nuklir terbesar yang akan digelar oleh AS dan pasukan negara boneka Korea Utara."

Latihan itu "adalah seperti tindakan tanpa henti untuk membangunkan macan tidur," katanya.

Dalam tanggapannya, Washington menyebut Korea Utara telah menurunkan kadar provokatif di dalam pernyataannya.

"Kami tidak tertarik dalam perang kata-kata dengan Korea Utara," kata juru bicara Deplu AS, Philip Crowley.

"Apa yang kami inginkan dari Korea Utara adalah lebih sedikit provokatif kata-kata dan tindakan yang lebih konstruktif."

Pihak militer Korea Selatan mengatakan, pihaknya terus memantau ketat gerakan militer Korea Utara di daerah-daerah perbatasan, namun tidak mendeteksi aktivitas yang tidak biasa terhadap latihan perang itu.(H-AK/M016)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010