Kabul (ANTARA News) - Pakta pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa menyatakan mayat seorang pelaut Amerika Serikat (AS), yang hilang di Afghanistan sejak Jumat, ditemukan.

Pencarian bagi pelaut kedua berlanjut di provinsi Logar, selatan Kabul, setelah keduanya hilang pada pekan lalu, kata Pasukan bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO.

"Pasukan Afghanistan dan sekutu menemukan mayat anggota ISAF itu pada Minggu di Afghanistan timur setelah pencarian gencar," katanya, seperti dikutip AFP dan Reuters.

"Pasukan Afghanistan dan sekutu melancarkan gerakan besar pencarian dan penemuan sesudah dua anggotanya tidak melapor ke tujuan mereka pada Jumat," katanya.

"ISAF menganggap penculik bertanggung jawab atas keselamatan dan perawatan memadai anggota hilang kami," katanya.

Kedua anggota Angkatan Laut Amerika Serikat itu hilang pada Jumat malam setelah meninggalkan markas tentara di Kabul, kata pejabat ISAF sebelumnya.

Taliban, yang giat di Logar, pada Minggu menyatakan pejuangnya menyergap kedua tentara itu, menewaskan satu dan menawan yang lain.

ISAF melancarkan pencarian gencar darat dan udara di wilayah tersebut, mencari yang dikatakannya markas kelompok perlawanan.

Penculikan tentara asing jarang terjadi di Afghanistan, tempat pemberontakan sembilan tahun meningkat, terutama di propinsi selatan, Helmand dan Kandahar.

Sebagian besar penculikan dalam beberapa tahun belakangan dilakukan penjahat untuk tebusan, meskipun sasaran bernilai tinggi pada masa lalu dijual ke kelompok perlawanan, yang kemudian menggunakannya sebagai bidak politik.

Taliban pada awal tahun ini memperingatkan akan menyasar tentara asing dan sarana serta karyawan pemerintah, selain warga Afghanistan bekerja untuk mereka atau pemerintah Kabul.

Tentara Amerika Serikat berumur 24 tahun, Bowe Bergdahl, yang hilang pada 30 Juni 2009, diyakini orang pertama Amerika Serikat diculik pejuang di Afghanistan.

Penculik Bergdahl mengirim sedikit-dikitnya dua video menunjukkan ia masih hidup, yang terakhir pada April.

Hampir 400 tentara asing kehilangan nyawa dalam kemelut Afghanistan sejak awal tahun ini, kata hitungan AFP berdasarkan atas laman mandiri www.icasualties.org.

Pada 2009, 520 tentara kehilangan nyawa dalam melawan perjuangan itu, yang mejadikannya tahun paling mematikan bagi pasukan asing, yang memerangi pejuang Taliban dan sekutunya di negara terkoyak perang tersebut.

NATO dan Amerika Serikat menempatkan hampir 150.000 tentara di negeri terkoyak perang itu, dengan 30.000 dikerahkan ke jantung Taliban di selatan -propinsi Helmand dan Kandahar- sejak awal tahun ini.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Peningkatan jumlah korban tewas menjadi berita buruk bagi Washington dan sekutunya, yang pemilihnya semakin putus asa oleh korban dalam perang di tempat jauh itu, yang tampak berkepanjangan dan tak berujung.

Banyak di antara tentara dari 43 di negara terkoyak perang itu tewas akibat peledak buatan rumahan IED, yang ditanam pejuang Taliban.
(Uu.B002/H-AK/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010