Washington (ANTARA) - Sebuah laporan intelijen AS menyebutkan bahwa perang di Ukraina menyebabkan 315.000 tentara Rusia tewas  atau terluka, atau hampir 90% dari jumlah personel yang diterjunkan Moskow ketika konflik mulai muncul, menurut sumber informasi intelijen, Selasa (12/12).

Laporan itu juga menyatakan bahwa keadaan Rusia, yang kehilangan personel dan kendaraan-kendaraan lapis baja di Ukraina, membuat modernisasi militer negara tersebut mengalami kemunduran 18 tahun, kata sumber tersebut.

Kedutaan Rusia maupun kementerian pertahanan Rusia tidak memberikan respons atas pertanyaan yang diajukan.

Pejabat Rusia sebelumnya mengatakan bahwa pihak Barat selalu melebih-lebihkan jumlah tentara Rusia yang tewas dalam perang tersebut dan sebaliknya mengecilkan kerugian di pihak Ukraina.

Dalam sebuah konferensi pers, Presiden Amerika Serikat Joe Biden kembali menegaskan untuk melanjutkan dukungan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan mengingatkan anggota parlemen bahwa ada risiko yang harus ditanggung jika Rusia memenangi peperangan.

Sebuah sumber mengatakan laporan intelijen AS itu, yang baru-baru ini dibuka untuk publik, memperkirakan Rusia memulai serangan skala penuh di Ukraina pada Februari 2022 dengan menerjunkan 360.000 pasukan.
 
Sejak itu, menurut laporan tersebut, sebanyak 315.000 tentara atau sekitar 87 persen dari total yang diterjunkan sejak awal perang, tewas atau terluka.

Sebagai dampak dari banyaknya korban yang berjatuhan, kata sumber itu, Rusia kemudian terpaksa menurunkan standar perekrutan untuk menerjunkan pasukan di Ukraina.

"Skala kerugian memaksa Rusia mengambil tindakan luar biasa agar bisa mempertahankan kemampuan mereka dalam berperang," kata sang sumber yang mengutip laporan itu.

"Rusia kemudian mengumumkan mobilisasi sebagian dari 300.000 personel pada akhir 2022 dan telah melonggarkan standar sehingga memungkinkan untuk merekrut narapidana dan warga sipil lanjut usia," menurut laporan tersebut.

Laporan tersebut menambahkan bahwa Rusia mengawali perang dengan menerjunkan 3.100 tank dan kehilangan 2.200 di antaranya. 

Rusia juga disebutkan harus memasok kembali pasukan tersebut dengan tank T62 yang diproduksi pada 1970-an sehingga hanya tersisa sebanyak 1.300 tank di medan perang.

Sementara itu, pihak Ukraina menganggap kerugian di pihaknya sebagai rahasia negara, dan para pejabat menyebutkan bahwa mengungkapkan rahasia tersebut bisa merugikan upaya yang dijalankan dalam peperangan.  
 
Surat kabar New York Times melaporkan pada Agustus, dengan mengutip sumber pejabat AS, bahwa jumlah tentara yang tewas mencapai hampir 70.000 orang.

Sumber: Reuters


Baca juga: TV Rusia: Kendaraan tempur Bradley buatan AS direbut dari Ukraina

Baca juga: Gedung Putih: AS kehabisan uang danai perang Ukraina


 

Putin cek senjata baru di markas militer Rusia dekat batas Ukraina

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023