Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama BNI, Gatot M. Suwondo, mengatakan bahwa target pertumbuhan kredit perusahaannya pada tahun ini akan diturunkan dari 17 persen menjadi 13 persen karena rendahnya rasio kecukupan modal (CAR).

"Tadinya 17 persen turun jadi 13 karena tertekan CAR," katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, pertumbuhan kredit selama semester I 2010 tercatat hanya sekitar lima persen yaitu dari Rp119,86 triliun menjadi Rp126,23 triliun.

"Pertumbuhan kredit memang lima persen tapi sejak Januari, Februari, Maret bahkan Mei itu ada debitur besar yang melakukan early payment karena mereka mendapat dana dari pasar modal dengan `ssue bond atau IPO," tuturnya.

Gatot menyebutkan total pembayaran kredit BNI selama semester I 2010 mencapai Rp6,7 triliun yang membayar lebih awal, 5 persen dari total atau lima persen dari total pinjaman.

"Sebetulnya kita tumbuh 10 persen karena pertumbuhan sempat turun dan sekarang tumbuh jadi 5 persen," ujarnya.

Gatot menjelaskan, pertumbuhan kredit bisa sedikit meningkat menjadi 14 persen jika rights issue direalisasikan pada akhir tahun.

"Pertumbuhan kredit kaitannya sama CAR, kalau misalnya itu (rights issue) baru diakhir tahun kita dapat tambahannya (tambahan modal), maka kita akan tumbuh sekitar 14 persen saja," ujarnya.

Ia memperkirakan pertumbuhan kredit tahun ini masih bisa mencapai Rp130 triliun, naik sedikit dari tahun lalu yang mencapai Rp120 triliun.

Gatot menuturkan komposisi kredit pada semester I 2010 ini masih didominasi oleh kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang mencapai 41,4 persen, disusul oleh kredit korporasi dan internasional 39,7 persen, kredit konsumen 16,2 persen dan pembiayaan syariah sebesar 2,7 persen.

Dari total kredit konsumen yang sebesar Rp20,47 triliun masih didominasi dengan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan produk BNI Griya sebesar 49 persen, disusul kredit pemilikan kendaraan (BNI Oto) sebesar 24 persen, dan kartu kredit 13 persen.

Untuk bisnis internasional, pertumbuhan didukung oleh pertumbuhan transaksi trade finance (ekspor dan impor) dan pengiriman uang (remittance).

Aset BNI hingga semester I 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 11 persen menjadi Rp225,49 triliun dibanding posisi pada semester I 2009 yang sebesar Rp203,62 triliun.

Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) naik 10 persen dari Rp167,22 triliun menjadi Rp184,20 triliun dengan komposisi 60 persen dana murah (tabungan dan giro) dan 40 persen deposito.

Komposisi itu berbeda dengan kondisi pada semester I 2009 yang dana murahnya sedikit lebih rendah yaitu 54 persen dan 46 persennya deposito.
(T.E014/A023/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010