Jakarta (ANTARA News) - Penyedia jasa penginapan terbesar di Arab Saudi, yakni Dar Al Eiman menawarkan fasilitas penginapan bintang lima untuk melayani jemaah haji Indonesia.

"Indonesia sebagai negara muslim terbesar merupakan pasar yang potensial bagi kami," kata Manager Royal Hotel Dar Al Eiman, Thaha El Sayed kepada wartawan dalam keterangan pers mengenai perkenalan hotel terbarunya di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan bahwa pihaknya kini menyediakan jasa penginapan untuk jamaah haji dengan fasilitas hotel bintang lima yang memberikan jaminan kenyamanan bagi jemaah haji. "Dengan fasilitas yang kami tawar ini diharapkan jemaah haji akan lebih nyaman menunaikan ibadah," ujarnya.

Dengan posisi penginapan yang berada di lingkungan Masjidil Haram dengan 810 kamar yang mewah, Thaha targetkan akan bisa meraih sekitar 30 persen jemaan haji Indonesia yang masih merupakan pasar terbesar untuk haji.

"Kami siap untuk melayani jamaah haji Indonesia yang merupakan pasar terbesar di Asia," katanya.

Di kesemoatan ini, pihak Dar El Eiman juga bekerjasama dengan beberapa perusahaan penyedia jasa perjalanan haji dan umrah di Tanah Air.

Direktur Utama Khalifah Cahaya Utama Travel, Dian Triwati Ande mengaku bangga bisa bekerjasama dengan Dar El Eiman yang merupakan penyedia jasa penginapan yang cukup terpandang di Saudi Arabia.

Dikatakannya bahwa selama ini jemaah Indonesia sangat kesulitan untuk mendapatkan penginapan yang dekat dengan Masjidil Haram. "Dengan hotel baru ini selain fasilitasnya yang sangat mewah juga sangat memudahkan jemaah untuk beribadah," katanya.

Menurut dia, keberadaan hotel ini akan menjadi pilihan yang terbaik bagi jamaah haji Indonesia.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Razjek Tour, Henny yang juga menyambut baik atas keberadaan hotel terbaru ini.

"Dengan kamar yang nyaman dan fasilitas yang memadai serta makanan yang disesuaikan dengan rasa Indonesia akan menjadi pilihan yang tepat bagi jamaah Indonesia," katanya.

DPR dan pemerintah pada Rabu (21/7) menyepakati BPIH untuk tahun 2010 sebesar 3.342 dolar AS. BPIH ini mengalami penurunan sekitar 80 dolar AS dari tahun 2009 sebesar 3.422 dolar AS. Komisi VIII selanjutnya akan membahas lebih rinci mengenai komponen "indirect cost" atau biaya tidak langsung BPIH.

Komponen yang dialihkan ke "indirect cost" senilai Rp1,051 triliun, di antaranya, sewa konsumsi dan hotel transit di Jeddah, biaya selisih distribusi pemondokan di Mekkah, konsumsi masa kedatangan dan kepulangan serta selama di Arab Saudi, termasuk biaya pelayanan bongkar muat barang dan safe guarding.

Besarnya BPIH 2010 di beberapa embarkasi ada perbedaan, misalnya, Aceh sebesar 3.147 dolar AS, Medan 3.237 dolar AS, Batam 3.325 dolar AS, Padang 3.233 dolar AS, Palembang 3.280 dolar AS, Jakarta 3.364 dolar AS dan Solo 3.327 dolar AS, Surabaya 3.432 dolar AS, Banjarmasin 3.440 dolar AS, Balikpapan 3.474 dolar AS dan Makassar 3.505 dolar AS.

Dari BPIH yang ditetapkan, komponen biaya penerbangan rata-rata sebesar 1.720 dolar AS, biaya pelayanan umum untuk Kerajaan Arab Saudi sebesar 277 dolar AS, biaya pemondokan di Makkah 2.850 riyal dan pemondokan di Madinah sebesar 600 riyal. Sementara untuk living cost 405 dolar AS.

Berikut BPIH untuk 11 embarkasi:

1. Embarkasi Aceh 3.147 dolar AS

2. Embarkasi Medan 3.237 dolar AS

3. Embarkasi Batam 3.325 dolar AS

4. Embarkasi Padang 3.233 dolar AS

5. Embarkasi Palembang 3.280 dolar AS

6. Embarkasi Jakarta 3.364 dolar AS

7. Embarkasi Solo 3.327 dolar AS

8. Embarkasi Surabaya 3.432 dolar AS

9. Embarka Banjarmasin 3.440 dolar AS

10.EmbarkBalikpapan 3.474 dolar AS

11.Embarkasi Makassar 3.505 dolar AS.(*)
(T.S023/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010