New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak jatuh pada Rabu setelah lompatan besar tak terduga dalam cadangan minyak mentah di Amerika Serikat menambah kegelisahan yang disebabkan oleh berkurangnya kepercayaan konsumen.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman September, turun 51 sen menjadi 76,09 dolar per barel.

Minyak mentah Brent North Sea di London untuk penyerahan September merosot tujuh sen menjadi 76,06 dolar.

Kedua kontrak pulih dari kerugian lebih dari satu dolar masing-masing di awal perdagangan karena keprihatinan atas peningkatan cadangan minyak mentah AS sedikit mereda.

Departemen Energi AS mengatakan persediaan minyak mentah melompat 7,3 juta barel minggu lalu di Amerika Serikat, negara konsuemn energi terbesar dunia.

Analis memperkirakan penurunan sebesar 1,4 juta barel, menurut jajak pendapat yang disusun oleh Dow Jones Newswires.

Stok bensin naik 100.000 barel, di bawah ekspektasi analis 500.000 barel, dan sulingan, yang mencakup minyak pemanas dan diesel, naik 900.000 barel, sementara analis memproyeksikan kenaikan 2,1 juta barel.

Data datang di atas berkembangnya bukti melemahnya kepercayaan konsumen AS yang telah melemahkan harapan untuk pemulihan ekonomi yang kuat.

"Pasar terus melayang lebih rendah, kemudian setelah data persediaan, sepertinya kita mempercepat lebih lanjut," kata Tom Bentz, seorang analis di BNP Paribas.

"Namun, data permintaan tersirat memang menunjukkan peningkatan semua kategori utama dan kerugian terkupas kembali pada akhir hari perdagangan," analis di BMO Capital Markets mengatakan dalam catatan klien.

Harga minyak jatuh di perdagangan AS Selasa setelah sebuah survei yang diawasi ketat menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen Amerika jatuh ke level terburuk dalam lima bulan karena kekhawatiran tentang pengangguran di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.

"Jatuhnya kepercayaan konsumen dan kemungkinan tumbuhnya double-dip dalam harga rumah telah memasukkan penekuk lebih lanjut dalam prospek sudah memburuk untuk pertumbuhan konsumsi," kata perusahaan penelitian Capital Economics dalam catatan pada kliennya.

"Tanpa konsumen di papan, pemulihan ekonomi tampak rentan bahaya." (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010