Beijing (ANTARA News) - Banjir di China timurlaut telah menghanyutkan lebih dari 1.000 barel bahan kimia yang bisa meledak ke dalam satu sungai besar, demikian laporan resmi China, Rabu.

Korban jiwa akibat banjir di seluruh negeri tersebut dilaporkan mendekati 1.000, sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA.

Peristiwa itu terjadi di sepanjang Sungai Songhua, yang airnya meluap, di Kota Jili, provinsi Jilin, Rabu pagi, demikian laporan kantor berita resmi China, Xinhua.

Penduduk yang dihubungi melalui telefon mengatakan pasokan air bersih telah terputus untuk sementara di beberapa bagian kota tersebut, tapi akan kembali normal.

Semua drum itu dari satu pabrik kimia berisi 160.000 kilogram cairan kimia yang bisa meledak, kata beberapa pejabat setempat.

"Para pekerja darurat telah berusaha menemukan drum tersebut dan dinas perlindungan pemerintah lokal memantau secara seksama kualitas air di sungai itu," demikian antara lain isi laporan Xinhua tersebut.

China seringkali menghadapi tumpahan bahan kimia di sungainya yang mengakibatkan dihentikannya pasokan air bersih. Peristiwa paling serius terjadi pada 2005, ketika ledakan di satu pabrik industri mengalirkan bahan kimia beracun ke dalam Sungai Songhua agak lebih ke hulu, di Harbin.

Peristiwa tersebut memaksa dihentikannya pasokan air bersih buat hampir 4 juta warga.

Hujan lebat sepanjang tahun ini di seluruh daerah luas China tengah dan selatan telah menewaskan 928 orang dan membuat 477 orang lagi hilang, dan menimbulkan kerugian sebesar 176,5 miliar yuan (26,04 miliar dolar AS), kata Xinhua.

Sebanyak 875.000 rumah telah ambruk, 9,61 juta orang diungsikan dan 8,76 juta hektare tanaman rusak, katanya.

China timurlaut juga telah diguyur hujan lebat selama beberapa hari belakangan.

(1 dolar AS = 6,778 yuan)
(C003/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010