Jakarta (ANTARA News) - Aksi ambil untung (profit taking) dan pelemahan indeks bursa global khususnya Wall Street telah menekan harga saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) awal pekan ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI Senin ditutup melemah 10,301 poin atau 0,34 persen ke posisi 3.058,979 dan indeks LQ45 melemah 3,657 poin atau 0,62 persen ke level 586,268.

"IHSG pekan ini diprediksi akan turun, indikator profit taking dan sentimen negatif bursa global kususnya di AS memberikan sentimen negatif pada IHSG," ujar Kepala Riset Recapital Securities Pardomuan Sihombng di Jakarta, Senin.

Pergerakan IHSG pada besok hari (Selasa), ia memprediksi, akan bergerak pada kisaran 3.000 poin dan resistance di 3.095 poin.

Ia mengatakan, sektor yang masih menarik pada perdagangan saham, sektor konsumer, infrastruktur, perbankan, karena dari ketiga sektor itu berorientasi pada pasar domestik sehingga tidak terpengaruh pada krisis global.

Bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng naik 382,98 poin (1,82 persen) ke posisi 21.412,79, bursa Tokyo dengan indeks Nikkei 225 menguat 33,01 poin (0,35 persen) ke posisi 9.570,31, dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times juga naik 37,34 poin atau 0,35 persen ke 3.025,04.

Pardomuan menambahkan, kenaikan inflasi juga salah satu faktor pelemahan IHSG yang dipicu oleh kenaikan harga barang dan tarif dasar listrik. Namun, diperkirakan BI Rate tetap di level 6,5 persen.

Astra International (ASII) turun Rp750 ke Rp49.950, United Tractors (UNTR) turun Rp600 ke Rp19.550, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun Rp450 ke Rp9.450.

Perdagangan saham didominasi yang turun sebanyak 110 dibanding yang naik hanya 99, sedangkan 85 belum berubah harganya. Volume perdagangan mencapai 3,143 miliar saham dengan nilai Rp3,086 triliun dari 109.825 kali transaksi.

(KR-ZMF/A026/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010