Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengatakan, Indonesia masih berupaya menekan angka kematian ibu dalam pencapaian target pembangunan milenium (MDG`s) pada 2015.

Dalam pidato pembukaan pertemuan tingkat menteri Asia Pasifik Tentang Tinjauan Pencapaian Pembangunan Milenium (MDG`s) menuju 2015, di Jakarta, Selasa, ia mengemukakan, selain mempercepat disertai upaya khusus menekan angka kematian ibu, Indonesia juga mentargetkan hal serupa dalam memerangi HIV/AIDS dan meningkatkan tutupan lahan hutan.

Dihadapan delegasi dari 25 negara dan lembaga-lembaga PBB serta lembaga keuangan internasional ia menambahkan, "Selama ini, Indonesia telah melakukan berbagai hal terkait pencapaian target pembangunan milenium. Yang telah tercapai adalah salah satunya memotong setengah proporsi penduduk yang hidup dibawah satu dolar AS per hari,".

Selain itu, lanjut Wapres, Indonesia telah berhasil meningkatkan deteksi dan penyembuhan Tuberkulosis melalui DOTS (Directly Observed Treatment Short Course).

Sedangkan target pembangunan milenium yang akan dicapai pada 2015 adalah memastikan kesempatan setiap anak Indonesia untuk mendapatkan akses pendidikan dasar, menghapuska kesenjangan jender pada pendidikan dasar dan menengah serta menekan resiko kematian balita, kata Boediono.

Ia mengatakan, untuk pencapaian target tepat waktu, Indonesia telah mengintegrasikan seluruh target pembanguna milenium kedalam rencana pembangunan.

"Indonesia juga sedang menyelesaikan lapora MDG`s Nasional 2010 serta peta jalan percepatan pencapaian MGD`s 2015 sebagai komitmen pemerintah pusat dan daerah," kata Boediono.

Wapres mengatakan, serupa dengan negara lain di Asia Pasifik Indonesia juga menghadapi berbaga tantangan pembangunan serta ketimpangan yang besar.

Ia mengatakan, masih terjadi kemiskinan ekstrem khususnya di kawasan Asia Tenggara, dan kelaparan pada anak-anak terutama di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Selain itu, masih terjadi ketimpangan besar dalam kesempatan mendapat akses pendidikan dasar, rendahnya angka tamat sekolah khususnya di Asia Tenggara dan Selatan, serta kesenjangan jender yang terjadi pada pendidikan menegah di semua kawasan.

Tak hanya itu, negara-negara di kawasan Asia Pasifik juga masih dihadapka pada tingginya angka kematian bayi, anak dan ibu di kawasan Asia Tenggara, serta tingkat penderita HIV/AIDS yang tinggi terutama di sub kawasan Asia Utara dan Asia Tengah.

Wapres menambahkan, banyak negara di kawasan Asia Pasifik juga telah kehilangan tutupan lahan hutan.

"Emisi CO2 menunjukkan angka lebih tinggi di seluruh kawasan, kecuali Asia Utara dan Asia Tengah. Perubahan iklim telah meningkatkan kerentanan masyarakat miskin dan memperparah risiko krisis pangaan," kata Boediono.
(R018/A024)


Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010