Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Partai Karya Perjuangan (DPN Pakar Pangan) Letjen (Purn) M Yasin menyatakan siap memimpin Barisan Indonesia (Barindo), yang selama dua tahun sejak berdirinya belum memiliki ketua umum. "Saya yang (turut) mendirikan Barindo, jadi sah-sah saja (memimpin Barindo-Red)," ujar M Yasin di Jakarta, Rabu, mengenai rencana Munas Barindo akan digelar di Yogyakarta pada 30 Januari hingga 1 Februari 2009. Ia dalam keterangan tertulisnya membantah rencananya tersebut, terkait dengan manuver politik menjelang Pemilu 2009. Yasin merupakan salah seorang pendukung Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan presiden 2004, dan sering disebut "think-thank" (tim pemikir) saat Yudhoyono bertarung pada Pilpres 2004. Ia mengaku tidak mempersoalkan sejumlah kader Barindo, yang saat ini mulai gencar melakukan konsolidasi, dalam perebutan kursi ketua umum. Menjelang munas, sejumlah nama lain bermunculan sebagai kandidat Ketum Barindo. Yasin yang juga mantan Sekjen Wantanas RI menyayangkan isu di media massa beberapa hari terakhir, bahwa jabatan ketua umum partai politik tidak cocok memimpin Barindo. "Munas yang menentukan AD/ART Barindo saja belum digelar, kok saya sudah dijegal," katanya. Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Barindo Akbar Tandjung mengatakan, tokoh-tokoh Barindo yang sudah menjadi ketua umum partai lebih baik tidak menjadi ketum Barindo. Selain dikhawatirkan menimbulkan konflik kepentingan, takutnya dia juga tidak bisa optimal "Bagi saya, tidak ada yang menghalagi kegiatan di partai politik dan ormas. Keduanya saling terkait, beda misi tapi satu visi," kata Yasin. Yasin mengaku siap menduduki kursi Ketua Umum karena selama ini pengurus inti Barindo menunggunya pensiun dari TNI pada Oktober 2008. Menurut Yasin, ormas yang beranggotakan para relawan ini, dianggap memiliki kekuatan militan di akar rumput atau "grassroot". Ia mengklaim, mayoritas pengurus Barindo di daerah mengusung figur yang teruji, dan bukan figur pesanan dari eksternal. "Selama ini kepemimpinan Barindo memang masih dijalankan presidium yang beranggota tujuh orang. Sebelum saya pensiun, mereka itu memiliki kewenangan pengambilan keputusan secara kolektif kolegial," ungkap Yasin. Ketujuh orang itu adalah Endu Marsono (Sekjen), Ummamah Yasin (sekretaris dewan pembina), beserta lima wakil ketua umum. Kelimanya adalah Ali Mahsun (bidang politik), Bangun Usman Harahap (bidang ekonomi), Setia Purwaka (bidang hankam), Dibyo (bidang kesra), dan Tridoyo (bidang pertanian dan kelautan).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009