Kediri (ANTARA News) - Puluhan remaja mengatasnamakan anggota "punk" berunjuk rasa di Balai Kota Kediri, Jalan Basuki Rahmad, Rabu mengecam arogansi petugas ketertiban sosial karena mereka tidak terima dengan razia petugas.

Mereka menilai, petugas arogan merazia, bukan hanya menyita barang (harta benda) yang mereka miliki, rambut lonjong yang menjadi ciri khas mereka juga digunting.

Refi Pandega, koordinator remaja "punk" di Kediri, mengaku tindakan petugas tersebut berlebihan karena mereka hanya ingin mengekspresikan diri.

"Tindakan petugas sangat keterlaluan. Mereka tega membawa barang milik kami, bahkan mencukur rambut salah seorang anggota kami," katanya kesal.

Ia mengancam akan terus berunjuk rasa, bahkan akan mendatangkan anak-anak punk dari kota lain untuk datang ke Kediri, jika petugas ketertiban tidak menghiraukan tuntutan mereka.

Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Kediri, M Ivantoro mengatakan kehadiran anak-anak punk tersebut dikeluhkan masyarakat karena mereka sering berbuat keributan, berbuat asusila, baik kepada masyarakat umum maupun kepada teman mereka di tempat-tempat tersembunyi.

"Mereka sering berbuat asusila kepada anak-anak sekolah yang kebetulan sedang lewat. Bahkan, banyak para pedagang yang sering menjumpai mereka juga berbuat asusila dengan teman mereka sendiri," ungkapnya.

Ia mengaku, sudah seringkali merazia dan menertibkan mereka, namun kedatangan anak-anak yang rata-rata luar Kota Kediri tersebut seakan tidak terbendung.

"Kami sudah meminta agar mereka meninggalkan kota. Namun, mereka tetap kembali, sehingga terpaksa dilakukan penertiban," kata Ivantoro.

Wakil Kepala Kepolisian Kediri Kota Kediri Kompol Kuwadi menyebut jumlah anak-anak punk di wilayah kota itu mencapai 40 orang di beberapa titik di wilayah Kota Kediri.(*)

ANT/C004/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010