Jakarta, 4/8 (ANTARA) - Hari ini, Rabu, 4 Agustus 2010, di Lantai 21 Kementerian BUMN, Menteri Negara BUMN menghadiri penandatanganan perjanjian Joint Venture Agreement (JVA) antara PT Krakatau Steel (Persero) dengan POSCO dari Korea Selatan, tentang pendirian dan pengoperasian perusahaan patungan pabrik baja terpadu di Indonesia.

     Perbandingan kepemilikan antar kedua perusahaan dimulai dengan 70% untuk POSCO dan 30% untuk PT Krakatau Steel, yang akan bertambah menjadi 45% satu tahun setelah Final Acceptance Certificate (FAC) dengan cara membeli 15% saham dari POSCO, sehinga kepemilikan saham menjadi 55 % : 45%. Kapasitas produksi pabrik baja terpadu adalah 6 juta ton per tahun yang dibagi dalam 2 tahap, masing-masing dengan kapasitas 3 juta ton. Konstruksi tahap pertama akan dimulai pada semester kedua tahun ini dan ditargetkan selesai pada Desember 2013. Lahan konstruksi adalah lahan kosong yang terletak di samping pabrik PT Krakatau Steel (Persero) di kota pelabuhan Cilegon, sebelah Barat Laut Pulau Jawa, Indonesia.

     Setelah acara penandatanganan JVA ini, rencananya akan dilakukan pertemuan dengan Presiden Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang menaruh perhatian besar dan mendukung penuh proyek ini.

     CEO POSCO, Chung, Joon secara khusus meminta dukungan aktif dari Pemerintah Indonesia atas kerjasama ini. "Kami juga akan mengkaji beraneka bentuk kerjasama lainnya di berbagai bidang seperti infrastruktur, energi, dan lain-lain," katanya. Sementara itu, Direktur Utama PT Krakatau Steel, Fazwar Bujang menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terjadinya kerjasama antara PT Krakatau Steel dan POSCO. "Kami yakin upaya ini dapat memajukan industri baja di Indonesia dan regional, serta memperkuat basis industri manufaktur di Indonesia," ujarnya.

     Dari segi pembangunan pabrik baja terpadu, proyek investasi ini adalah proyek Greenfield yang harus didukung dengan penambahan kapasitas terpasang dan infrastruktur yang sudah dimiliki PT Krakatau Steel saat ini, seperti pelabuhan, pengolahan air untuk industri, pembangkit listrik, berikut jaringan distribusinya.

     Proyek investasi ini akan memberikan dampak ekonomi yang luas terhadap Indonesia, antara lain: peningkatan pendapatan dari sektor penerimaan pajak, penghematan devisa, peningkatan kebutuhan tenaga kerja, serta menciptakan peluang tumbuhnya industri pendukung.

     Rencana investasi tersebut di atas akan didukung oleh sumber daya nasional mengingat Indonesia memiliki cadangan bijih besi sebesar kurang lebih 2,4 miliar ton dan batu bara sebesar kurang lebih 13 miliar ton. Melalui pengembangan bersama bahan baku baja, Perusahaan Patungan ini diharapkan dapat menghasilkan produksi dengan harga kompetitif sehingga menciptakan keunggulan bersaing dan keuntungan bagi kedua perusahaan. Di masa yang akan datang, pada saat permintaan produk baja semakin meningkat, diharapkan hasil produk Perusahaan Patungan yang kompetitif tersebut dapat disalurkan tidak hanya di pasar domestik Indonesia namun juga diekspor ke berbagai pasar regional, antara lain India, daerah Asia Tenggara dan sekitarnya.

     Sekilas tentang PT Krakatau Steel
     PT Krakatau Steel didirikan pada tahun 1970, saat ini kapasitas produksi mencapai 2,5 juta ton per tahun dan merupakan industri baja terpadu terbesar di Asia Tenggara. PT Krakatau Steel memiliki enam pabrik berbasis baja yang terdiri atas Pabrik Besi Pons, Pabrik Billet Baja, Pabrik Batang Kawat, Pabrik Slab Baja, Pabrik Pengerolan Baja Canai Panas (HSM), dan Pabrik Pengerolan Baja Canai Dingin (CRM).

    
Sekilas tentang POSCO
     Didirikan tahun 1968, POSCO telah tumbuh menjadi perusahaan papan atas dalam industri baja dunia dalam tempo tiga dekade. POSCO memproduksi sekitar 28 juta ton baja setiap tahunnya, dan digunakan di lebih dari 60 negara. POSCO telah menggunakan teknologi otomasi pada pabrik-pabrik bajanya yang berlokasi di kota pelabuhan Pohang dan Gwangyang di Korea -sebagai jaringan produksi sinergis yang mendukung nilai kompetitif di tatanan internasional. POSCO memproduksi berbagai jenis produk termasuk hot rolled coil dan cold rolled sheet, plate, wire rod, electrical steel, dan stainless steel.

    
Demikian informasi ini kami sampaikan untuk dapat disebarluaskan kepada masyarakat.

     Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Herman Hidayat, Kepala Biro Hukum dan Humas, Kementerian BUMN




Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010