Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Parmusi Imam Suhardjo yang ditemui usai Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I Parmusi di Jakarta, Sabtu, membantah spekulasi bergabungnya Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) dengan Partai Golkar.

"Parmusi komitmen tetap di PPP," kata Imam.

Spekulasi muncul menyusul kunjungan dua petinggi Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Akbar Tandjung yang menyambangi Ketua Umum Parmusi Bachtiar Chamsyah di Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang, Jumat (6/8).

Jika Parmusi juga membangun komunikasi dengan partai lain, menurut Imam, hal itu tidak perlu dipersoalkan.

"Alamiah saja, kita lihat-lihat peluang, kemungkinan ke depan. Kita ingin Parmusi berpolitik dengan cerdas," katanya.

Dia mengatakan, keadaan terus berubah sehingga membutuhkan penyikapan berbeda pula.

Oleh karena itu, kata Imam, Parmusi tidak pernah mewajibkan anggotanya untuk menyalurkan aspirasinya kepada partai tertentu, meski Parmusi adalah salah satu unsur pembentuk PPP melalui fusi.

"Unsur PPP yang lain tidak disoal, kenapa kita dilarang," katanya.

Spekulasi bergabungnya Parmusi dengan Partai Golkar kembali merebak selepas kunjungan Aburizal dan Akbar, apalagi Ketua Umum PPP Suryadharma Ali justru belum menjenguk Bachtiar.

Menurut Imam, Suryadharma belum menjenguk Bachtiar karena sedang tidak sehat badan.

Pernyataan Imam tersebut dibenarkan Ketua DPP PPP Lukman Hakim Saefuddin.

"Pak Suryadharma memang lagi kurang sehat," kata Lukman.

Wacanabergabungnya Parmusi dengan Golkar mencuat setelah pertemuan tertutup Bachtiar dan Aburizal pada 24 Juni 2010 malam di Gedung Epicentrum Komplek Taman Rasuna, Jakarta, setelah keduanya menggelar diskusi bertajuk "Setgab Partai Koalisi: Dampaknya Bagi Perkembangan Demokrasi di Indonesi" yang dihadiri kader Partai Golkar dan Parmusi.

"Kalau Parmusi memang ingin bergabung dengan Partai Golkar, kami akan menerima dengan tangan terbuka," kata Aburizal.

Bachtiar sendiri meminta pertemuan itu tidak terburu-buru ditafsirkan sebagai lobi Parmusi untuk bergabung dengan Partai Golkar.

"Kita lihat dulu, pelajari dulu. Pertemuan ini sebatas untuk menjalin silaturrahim. Dalam dunia politik komunikasi atau silaturrahim itu hal biasa," katanya saat itu.(*)

S024/Z002/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010