Yogyakarta (ANTARA News) - Jenazah politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Soetardjo Soerjogoeritno atau biasa dipanggil Mbah Tardjo dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta, Minggu, dengan upacara militer.

Jenazah mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu tiba di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara sekitar pukul 14.55 WIB, setelah disemayamkan di rumah duka Gang Megatruh Jalan Kaliurang Km 5 Yogyakarta.

Ketika jenazah penerima penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana itu memasuki TMP Kusumanegara disambut tembakan salvo oleh personel Batalyon 403/Wirasada Pratista (WP) Yogyakarta. Tembakan ke udara itu sebagai wujud penghormatan kepada jenazah.

Selanjutnya, upacara militer untuk memakamkan jenazah dimulai yang dipimpin Inspektur Upacara Komandan Batalyon 403/WP Letkol Inf Satriyo Pinandoyo dengan Komandan Upacara Kapten Inf Sholeh.

Saat jenazah dimasukkan ke liang lahat juga diiringi tembakan salvo dari personel Batalyon 403/WP, dengan disaksikan ratusan pelayat, baik keluarga, kerabat, rekan maupun kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Tampak hadir di pemakaman Mbah Tardjo antara lain Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, anggota DPR dari PDIP Djuwarto dan Edi Mihati, Ketua DPRD DIY Yoeke Indra Agung, dan Bupati Bantul Sri Suryawidati.

Mbah Tardjo meninggal dunia di usia 76 tahun di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta pada Sabtu (7/8) akibat komplikasi penyakit yang dideritanya. Jenazah kemudian diterbangkan dari rumah duka Lenteng Agung Jakarta Selatan dengan pesawat carteran melalui Bandara Halim Perdanakusuma menuju Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

Tiba di Bandara Adisutjipto Yogyakarta, jenazah Mbah Tardjo kemudian dibawa ke rumah duka di Gang Megatruh Jalan Kaliurang Km 5. Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 13.10 WIB untuk disemayamkan.

Mbah Tarjo meninggalkan seorang istri Sri Adiati dan dua putri Emma Wirandrati dan Erawati Hapsari.

Tjahjo Kumolo mengatakan, PDIP sangat kehilangan sosok yang setia terhadap partai dan figur yang mengayomi. Mbah Tardjo berjuang di partai mulai dari struktur yang paling bawah hingga akhir hayatnya.

"Pesan beliau sebelum meninggal adalah kami agar menjaga partai dengan baik. Seluruh pengorbanan dan pesan Mbah Tarjo sangat penting bagi kelangsungan partai," katanya.(*)
(ANT/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010