Bandung (ANTARA News) - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), menyatakan, ledakan tabung gas elpiji 3 kg terjadi karena banyak pengusaha nakal memanfaatkan kebijakan perbedaan harga tabung gas elpiji subsidi dengan non subsidi.

"Tabung gas elpiji 3 kilogram itu kan peruntukkannya bagi masyarakat tidak mampu awalnya, makanya disubsidi pemerintah," katanya pada peluncuran buku "Mengelola Risiko Bencana di Negara Maritim Indonesia" di Institut Teknologi Bandung, Senin.

Dia melanjutkan, "Nah, yang jadi permasalahan saat ini banyak pengusaha yang memanfaatkan perbedaan harga tabung gas ini, untuk kemudian mereka oplos dan terjadilah bencana ledakan gas elpiji baik yang 3 kilogram atau 12 kilogram."

Ia memastikan bahwa ledakan gas tabung elpiji ukuran 3 kilogram tidak ada hubunganya dengan konversi minyak tanah ke gas.

"Kalau masalahanya ada di konversi, tapi kenapa tabung gas yang 12 kilogram pun ada yang meledak," kata Kalla.

Berdasarkan catatan Yusuf Kalla, tahun lalu ada 40 kasus ledakan yang disebabkan karena tabung gas elpiji ukuran tiga kg, sedangkan tahun ini naik menjadi 70 kasus.

"Kalau dihitung secara statistik, kasus ledakan akibat tabung gas elpiji ukuran 3 kg masih kecil, kalau dipersentasikan mungkin satu per se juta dengan kalkulasi jumlah tabung gas mencapai 7 juta," kata Kalla.

Dia menyarankan pemerintah melakukan peremajaan terhadap alat-alat penunjang konversi minyak tanah ke gas elpiji seperti kompor, selang hingga regulatornya.

"Risiko penggunaan gas elpiji jauh lebih kecil dibandingkan sumber energi lain termasuk listrik dan minyak tanah, kalau kita tahu dan memahami cara menggunakannya," paparnya. (*)
KR-ASJ/Y008/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010