Depok (ANTARA News) - Rektor Universitas Indonesia (UI), Gumilar Rusliwa Somantri, menilai bahwa wacana redenomiasi perlu didukung semua pihak karena merupakan langkah tepat.

"Ini merupakan wacana yang tepat untuk didukung, karena akan memudahkan kita dalam bertransaksi," kata Gumilar, di Depok, Selasa.

Menurut dia, dirinya setuju dengan wacana redenominasi tersebut, karena sama sekali tidak mengubah nilai rupiah. "Ini biasanya dilakukan kondisi ekonomi suatu negara sedang baik," ujarnya.

Ia mengatakan, ada istilah rupiah itu mata uang "sampah", karena terlalu banyak angka nol, karena jika kita punya uang Rp3 juta ditukar dengan dolar, maka tidak ada artinya.

Ia menegaskan, redenominasi tak akan mengakibatkan pasar gelap atau black market di masyarakat. Namun, kata Gumilar, kebijakan tersebut harus dilakukan dalam kedaaan perekonomian negara dalam kondisi kondusif dan inflasi stabil.

Menurut dia, redenominasi juga dapat meningkatkan efisiensi dalam hal transaksi maupun transfer lantaran hanya membutuhkan sedikit lembar uang. Tentunya, lanjut Gumilar, juga menjamin keamanan dalam bertransaksi.

Gubernur Bank Indonesia (BI) terpilih, Darmin Nasution, sebelumnya menegaskan bahwa redenominasi rupiah bukanlah sanering atau pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang.

"Redenominasi sama sekali tidak merugikan masyarakat karena berbeda dengan sanering atau pemotongan," katanya.
(T.F006/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010