Prospek normalisasi kebijakan moneter tetap menjadi kunci.
New York (ANTARA) - Nilai tukar dolar AS tergelincir terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah penjualan ritel AS secara tak terduga terhenti pada April dan ketika kekhawatiran tentang prospek percepatan inflasi mulai mereda.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun setengah persen menjadi 90,317, menghapus kembali sebagian besar kenaikan yang dibuat awal pekan ini setelah data menunjukkan lonjakan harga konsumen yang mengejutkan.

Departemen Perdagangan mengatakan pada Jumat (14/5/2021) bahwa penjualan ritel tidak berubah pada April setelah melonjak 10,7 persen pada Maret, didorong oleh stimulus bantuan langsung tunai. Tetapi percepatan lain dalam penjualan ritel tampaknya mungkin terjadi dalam beberapa bulan mendatang karena ekonomi AS dibuka kembali dan warga Amerika menghabiskan tabungan yang telah mereka kumpulkan.

Penurunan Jumat (14/4/2021) menghapus beberapa reli dua hari dalam dolar setelah data pada Rabu (12/5/2021) menunjukkan harga konsumen AS meningkat paling tinggi dalam hampir 12 tahun. Sementara Fed telah berjanji untuk mempertahankan suku bunga rendah bahkan saat inflasi naik, beberapa di pasar bertaruh bahwa Fed akan dipaksa untuk bertindak lebih cepat dari yang diharapkan, membuat dolar lebih menarik.

Kombinasi dari data ekonomi yang lemah, laporan penggajian non-pertanian minggu lalu dan penjualan ritel pada Jumat (14/5/2021), dan bukti dari inflasi yang lebih kuat berarti bahwa dolar telah berjuang untuk membuat kemajuan besar, tulis Jonas Goltermann, ujar ekonom senior di Capital Economics.

"Prospek normalisasi kebijakan moneter tetap menjadi kunci. Risalah dari pertemuan FOMC April, yang dirilis pada Rabu (19/5/2021), dapat memberikan beberapa petunjuk lebih lanjut mengenai niat pembuat kebijakan dalam hal itu."

Euro termasuk di antara yang menguat terhadap dolar, naik 0,53 persen menjadi 1,214 dolar AS. Wall Street juga bangkit kembali pada Kamis (13/5/2021) dan Jumat (14/5/2021) setelah jatuh di awal pekan. Kembalinya selera risiko yang mendukung saham AS juga membantu mendukung euro.

Pound naik sekitar 0,80 persen minggu ini di tengah taruhan pemulihan ekonomi yang kuat di Inggris dan ekspektasi bahwa referendum kemerdekaan Skotlandia bisa menjadi jalan keluar.

Di pasar mata uang kripto, Bitcoin telah anjlok lebih dari 13 persen minggu ini setelah bos Tesla Elon Musk mengatakan dia akan berhenti menerima uang digital itu sebagai pembayaran atas masalah lingkungan. Bitcoin cukup kuat pada Jumat, naik 1,70 persen menjadi 50.517,66 dolar AS.

Baca juga: Dolar datar setelah lebih banyak bukti kenaikan inflasi
Baca juga: Dolar bertahan dekat level terendah 2,5 bulan jelang laporan inflasi
Baca juga: Dolar dekati terendah 10 minggu, dipicu ekspektasi inflasi meroket

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021