Subang (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Resort Subang Jawa Barat, Ajun Komosaris Besar Polisi (AKBP) Dadang Hartanto pada Kamis di Subang mengatakan, terdapat sebanyak 15 lintasan penyebrangan kereta api tanpa pintu penghalang.

"Dari total sebanyak 23 kawasan lintasan penyebrangan kendaraan di jalur rel kereta api di Subang, kami mencatat terdapat sebanyak 15 lintasan penyebrangan yang belum memiliki pintu penghalang," ungkap Dadang.

Tidak tersedianya pintu penghalang di lintasan penyebrangan kendaraan di jalur rel kereta api itu, kata Dadang, sangat rawan akan terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalur kereta api.

Dalam rangka persiapan pelaksanaan arus mudik hingga arus balik lebaran tahun ini, menurut Kapolres Subang, pihaknya meminta seluruh petugas stasiun di daerah Subang untuk bisa segera memasang pintu penghalang pengaman di lintasan penyebrangan kendaraan di jalur rel kereta api tersebut.

"Demi terciptanya kondisi aman, nyaman serta tertibnya arus mudik hingga arus balik lebaran tahun ini, kami meminta seluruh pengurus stasiun kereta api di wilayah operasi Subang untuk bisa segera memasang pintu pengaman penghalang lintasan penyebrangan kendaraan di jalur kereta api di daerah Subang,"jelasnya.

Dadang turut mengatakan, pihaknya mencatat bahwa lintasan penyebrangan kendaraan di jalur rel kereta api daerah Cikuya Desa Neglasari Pagaden Subang merupakan daerah rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas akibat tidak adanya pintu pengaman lintasan.

"Adapun jalur rel kereta api yang tercatat sebagai kawasan rawan sabotase adalah daerah Pabuaran serta Cipunagara Subang,"lanjut Dadang.

Beberapa upaya yang dilakukan untuk antisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas di kawasan lintasan penyebranagn kendaraan jalur rel kereta api di Subang, menurut Kapolres Subang, pihaknya menyiagakan satuan Pelindung Masyarakat (Linmas) di lintasan penyebrangan tersebut dengan dilengkapi bendera berwarna merah untuk mengatur laju kendaraan yang hendak melintas di lintasan tersebut.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010