Kupang (ANTARA News) - Seorang imigran asal Iran, Nasir (24) yang ditangkap aparat Polda Nusa Tenggara Timur di wilayah Pulau Sumba, Juni silam meninggal di RS Bhayangkara, Kupang, Senin, diduga karena stres dan komplikasi.

Tim medis RS Bhayangkara Kupang dr Triani di Kupang, Senin menjelaskan, sejak pihak RS Bahayangkara bekerja sama dengan organisasi PBB urusan migrasi (IOM) tahun 2005 hingga 2010 baru seorang tahanan dari Rudenim Kupang meninggal.

Ia mengatakan Nasir berdasarkan diagnosa, telah menderita sakit parah sebelum dibawa ke rumah sakit pada 16 Agustus silam.

Korban dirawat bersama Qodry, warga Arab yang menderita patah tulang kaki saat berusaha kabur dengan melompat dari pagar tembok di rumah detensi imigrasi Kupang, pekan lalu.

Kepala Seksi Registrasi dan Pelaporan Rudenim Kupang Boedi Prasetya, di Kupang, Senin, mengatakan, Nasir ditahan di rumah detensi imigrasi sejak penangkapan bersama 44 imigran lainnya, karena tak memiliki dokumentasi resmi.

Mereka kini sedang dalam proses koordinasi dengan pihak IOM untuk memutuskan apakah dikubur di Kupang atau harus di kirim ke negara Iran.

Sebelumnya 44 dari 182 tahanan Rudenim Kupang melarikan diri dari ruang tahanan, namun 23 orang berhasil ditangkap, sementara 21 lainnya buron dan masih dalam pengejaran bahkan sudah masuk dalam daftar pencarian aparat kepolisian setempat.

Para imigran gelap ini kabur secara bertahap denganmemanjat tembok setinggi tujuh meter lebih pada subuh hari, ketika piket jaga terlelap.

Para imigran ini diketahui telah kabur setelah salah satu dari imigran yang kabur kaki dan pinggangnya patah ketika melakukan lompatan melewati tembok tinggi berpagar kawar berduri di lembaga penitipan sementara para imigran.
(ANT084/M027)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010