Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah membantah jika ledakan yang terjadi di Cikini Jakpus berasal dari pipa Perusahaan Gas Negara (PGN) sehingga sama sekali tidak mempengaruhi pasokan gas di Jakarta.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa sore, mengatakan bahwa ledakan itu berasal dari tekanan biogas yang berada di saluran air di kawasan tersebut.

"Kasus ledakan gas di Cikini bukan dari pipa PGN, ledakan itu terjadi 15 meter di seberang pipa PGN. Dugaan sementara adalah biogas yang terperangkap di saluran air sehingga menimbulkan ledakan karena tertutup rapat," kata Mustafa.

Ia mengatakan kepastian tersebut didapatkan setelah ia mendapatkan penjelasan langsung dari Direktur Utama Perusahaan Gas Negara yang dihubungi melalui telepon.

Ia juga memastikan tidak ada gangguan terhadap stok maupun pasokan gas di Jakarta.


Harga Gas

Sementara itu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di tempat yang sama menjelaskan bahwa pemerintah hingga saat ini belum pernah memutuskan untuk menaikkan harga gas ukuran 3 kilo gram seperti yang beredar di masyarakat beberapa hari terakhir.

"Terkait masalah tabung elpiji yang seakan berita di luar bahwa elpiji 3 kilogram akan naik, saat ini opsi tersebut masih dalam pembahasan," kata Hatta.

Menurut dia, yang gencar dilakukan pemerintah saat ini adalah sosialisasi cara pencegahan ledakan dan apa yang harus dilakukan oleh masyarakat bila terjadi kebocoran.

"Pertamina juga melakukan inspeksi terhadap titik rawan tabung, sejauh ini sudah dilakukan penarikan dua juta tabung gas dan dilakukan penggantian komponen oleh Pertamina. Sementara pihak Kepolisian melakukan operasi penindakan terhadap pengoplos," katanya.

Hatta meyakinkan opsi apapun yang akan diambil pemerintah untuk menghindari disparitas harga tidak akan membebani masyarakat dan dipastikan tidak akan ada biaya tambahan bagi masyarakat pengguna elpiji 3 kilo gram.

Ini merupakan program nasional untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan kerosin, katanya.(*)

(P008*G003/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010