Serang (ANTARA News) - Puluhan orang mengatasnaakan ormas Markas Daerah Forum Bersama Laskar Merah Putih Provinsi Banten berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Banten di Kota Serang, Senin, mereka mengecam Malaysia dengan aksi membakar bendera Malaysia.

Mereka menilai tindakan Malaysia telah menginjak-injak harga diri dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ketua Forum Laskar Merah Putih Provinsi Banten Jaya Soepena mengatakan, selama ini Malaysia sebagai negara tetangga selalu menunjukan prilaku yang kurang baik terhadap Indonesia. Bahkan terindikasi selalu memprovokasi dan melecehkan kedaulatan NKRI.

"Kami sebagai warga negara Indonesia siap menjadi garda terdepan dalam membela kedaulatan NKRI," kata Jaya Sopena.

Menurut Jaya, tindakan-tindakan Malaysia yang selama ini membuat kesal warga negara Indonesia diawali dari sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan yang diklaim milik Malaysia, kasus Ambalat, mengklaim produk budaya Indonesia seperti Batik, tari pendet, reog Ponorogo dan lainnya.

"Kasus lain yang sering dilakukan Malaysia seperti pengusiran, peyiksaan TKI. Bahkan kabar terakhir yang paling mengenaskan vonis mati terhadap 117 WNI di malaysia," kata Kooordinator pengunjuk rasa Endang dalam orasinya.

Menurut Endang, pihaknya meminta Gubernur termasuk DPRD Banten untuk menyampaikan aspirasi warga Banten kepada pemerintah pusat agar kembali menggelorakan semangat "Ganyang Malaysia" seperti yang diberlakukan Presiden Soekarno dahulu. Selain itu, pengunjuk rasa juga mendesak agar pemerintah memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia.

"Kami ingin menyampaikan aspirasi kepada Gubernur Banten, agar tidak mengirimkan TKI maupun TKW dari Banten ke Malaysia serta menolak memakai produk Malaysia di Banten," kata Endang.

Aksi unjuk rasa tersebut berlangsung sekitar setengah jam di depan kantor Gubernur Banten JL Kyai Syam`un Kota Serang. Pengunjuk rasa yang sebagian besar mengenakan seragam loreng tersebut datang dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat, mereka membawa berbagai atribut dan pamplet bertuliskan boikot produk Malaysia dan Ganyang Malaysia. (M045/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010