Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) bersama beberapa ormas Islam di DKI Jakarta yang dikoordinir Dewan Masjid Indonesia (DMI) mendesak pemerintah untuk tidak tinggal diam menghadapi rencana aksi pembakaran Al-Quran secara massal di Dove World Outrech Center, AS 11 September 2010.

"Sebelum terlambat pemerintah seharusnya berkomunikasi kepada pemerintah AS dalam rangka melaksanakan amanah pembukaan UUD 1945 yaitu ikut serta menciptakan perdamaian dunia dengan mencegah agar rencana tersebut," kata Ketua Umum DPP LDII Abdullah Syam disela-sela Iktikaf dan Doa bersama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu.

Dalam siaran persnya itu, Abdullah mengatakan, jika hal tersebut terlaksana akan menimbulkan dampak yang luar biasa bukan hanya di dunia, tetapi juga di dalam negeri Indonesia, seperti akan ada aksi balasan umat Islam.

"Oleh karena itu, dalam waktu dekat kita juga akan sampaikan surat keberatan dan kecaman atas rencana aksi itu kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk diteruskan kepada pemerintah AS. Mungkin dalam satu dua hari ini surat akan kita kirimkan," katanya.

Menurut Abdullah Syam,  Indonesia yang berpenduduk mayoritas muslim, seharusnya dapat banyak berperan aktif dalam percaturan menjaga harmonisasi hubungan antara umat Islam dan non Islam. "Peran ini harus lebih digiatkan oleh Indonesia sehingga isu negatif yang senantiasa dilontarkan dunia barat terhadap Islam dapat dihilangkan," ujarnya.

Dalam deklarasi HAM yang telah disepaki seluruh bangsa-bangsa telah termuat bahwa setiap manusia itu mempunyai hak untuk menganut Agama yang mereka inginkan dan berhak untuk membela Agama tersebut.

Abdullah Syam menjelaskan bahwa hal ini seharusnya disadari oleh pihak-pihak yang berupaya untuk merusak Islam. Oleh karena itu, lembaga-lembaga gereja harus menyadari betul mengenai fungsi dan peran mereka dalam menjaga harmonisasi hubungan antar umat beragama.

"Lembaga–lembaga gereja di seluruh dunia seharusnya dapat mencegah agar rencana gila Dove Word Outreach Center yang akan membakar mushaf Al-Quran," tegasnya.

Sementara itu, dunia Islam diajarkan toleransi terhadap agama lain termasuk kitab suci mereka. Untuk itu, LDII meminta seluruh umat Islam di Indonesia agar terkonsolidasi dan tidak terpecah-pecah sehingga tidak mudah terprovokasi dan dipecah belah oleh pihak-pihak yang menginginkan Islam di Indonesia hancur.

"Sebagai bagian dari Ormas Islam di Indonesia, LDII menyerukan agar umat Islam bersatu dan tidak terprovokasi meski tindakan tegas juga harus diambil jika kitab suci Al-Quran yang menjadi keyakinan muslim harus diinjak-injak orang lain. LDII siap berdiri di depan untuk jihad melawan siapapun yang telah menginjak-injak Islam," tegas Abdullah Syam.

Selain dengan tindakan tegas, LDII bersama dengan Ormas Islam yg tergabung dalam Dewan Masjid Indonesia juga berdoa agar rencana pembakaran mushaf Al’quran tidak terlaksana. “Dalam Bulan suci ini mari kita berdoa kepada Allah agar rencana keji tersebut tidak terlaksana. Dan Islam terus berkembang menguasai dunia seperti pada masa terdahulu," imbuhnya.

Sebelum acara Iktikaf berlangsung, DPP LDII membagi-bagikan sekitar 1000 paket nasi boks untuk acara buka puasa para pekerja Masjid Istiqlal, seperti tukang sapu, satpam, para dhuafa dan para jamaah yang ada di lingkungan Masjid Istiqlal. (*)
(ANT/R009)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010