Yogyakarta (ANTARA News) - Pensiun sering dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan, sehingga menjelang masa pensiun sebagian orang merasa cemas, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Kondisi itu disebabkan mereka tidak tahu kehidupan macam apa yang dihadapi nanti," katanya pada penyerahan piagam penghargaan purnatugas dan tali asih di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) periode Januari-Juni 2010 di Yogyakarta, Kamis.

Bagi setiap orang, menurut dia, pekerjaan memang merupakan faktor penting yang bisa mendatangkan kepuasan, karena bisa mendapatkan uang, jabatan, dan harga diri. Ketika pensiun, mereka akan kehilangan semua itu dan sebagian besar merasakannya sebagai masa yang kurang nyaman karena merasa tidak berarti lagi.

"Bahkan, pensiun masih dianggap sebagai masa berkabung setelah tahun-tahun sebelumnya hidupnya diwarnai kesibukan bekerja," katanya.

Ia mengatakan, para pensiunan sering tidak menikmati masa tua dengan hidup santai, tetapi malah mengalami problem kejiwaan atau fisik, bahkan merasa kecewa terhadap hidup karena tidak dihormati seperti pada masa menjabat sebagai seorang pimpinan.

"Pikiran yang diisi oleh bayangan tentang sesuatu yang buruk dan rasa kecewa yang berlebihan itu bisa jadi akan benar-benar membawa ke tempat yang dibayangkan tersebut," katanya.

Namun demikian, menurut dia, juga banyak orang yang memanfaatkan masa pensiun sebagai waktu istirahat setelah bertahun-tahun bekerja keras.

"Oleh karena itu, masa pensiun dapat dikatakan sebagai masa menikmati hidup sekaligus untuk membantu menyiapkan generasi baru bagi para cucu agar kelak bisa menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara," katanya.

Ia mengatakan, pengalaman para pensiunan dapat dijadikan modal untuk memutuskan aktivitas yang tepat dan profesi apa yang cocok untuk ditekuni di masa pensiun dalam memulai langkah baru.

"Dengan demikian, para pensiunan tidak perlu merasa minder karena masih memiliki keunggulan positif untuk melanjutkan aktivitas dan pengabdiannya di masyarakat," katanya.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DIY Sudibyo mengatakan, penerima piagam penghargaan dan tali asih itu sebanyak 233 orang, terdiri dari PNS pensiun 195 orang, pegawai tidak tetap empat orang, pensiunan janda/duda 20 orang, dan PNS yang mengajukan berhenti atas permintaan sendiri 14 orang.

"Piagam penghargaan purnatugas dan tali asih itu sebagai wujud penghargaan atas pengabdian dan dharma baktinya kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY. Tali asih yang diberikan berupa uang Rp50 ribu per tahun masa kerja yang dimiliki dengan minimal penerimaan sebesar Rp500 ribu," katanya. (ANT/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010