Semarang (ANTARA News) - Pengamat ekonomi luar negeri Universitas Diponegoro Semarang, Prof. Maruto Umar Basuki, mengatakan, kebijakan hubungan antara Indonesia-Malaysia perlu dikaji secara matang.

"Di satu sisi, pemutusan hubungan dengan Malaysia ibarat bumerang karena bisa berdampak buruk terhadap perekonomian Indonesia, apalagi saat ini belum ada kestabilan di bidang politik maupun ekonomi," katanya di Semarang, Kamis.

Dia mengatakan, apabila Indonesia memutuskan untuk menerapkan embargo perekonomian dengan Malaysia akan berdampak buruk terhadap kondisi perekonomian di Indonesia.

"Setidaknya ada efek jangka pendek dan jangka panjang yang akan terjadi jika Indonesia tegas menyatakan pemutusan hubungan kerja sama dengan Malaysia," katanya.

Dia mengatakan, efek jangka pendeknya yang akan terjadi adalah meningkatnya pengangguran di Indonesia secara tajam mengingat tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia jumlahnya tidak sedikit.

"TKI yang bekerja di Malaysia kebanyakan disebabkan faktor sedikitnya lapangan pekerjaan di Indonesia sehingga jika mereka ditarik kembali tentunya berdampak kepada meningkatnya angka pengangguran," katanya.

Hal tersebut, kata dia, hanya bisa diatasi jika dari awal pemerintah Indonesia sudah menyediakan lapangan pekerjaan bagi warganya.

"Untuk efek jangka panjangnya adalah menurunnya devisa negara yang selama ini banyak disumbangkan oleh para TKI kepada Indonesia," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi jika pilihan untuk pemutusan hubungan kerja sama akan diambil oleh Indonesia.

"Hal terpenting, bagaimana pemerintah meyakinkan investor asing agar tak terpengaruh dan tetap menanamkan modal di Indonesia, terutama jika terjadi pemutusan hubungan dengan Malaysia," katanya.

Akan tetapi, kata dia, di sisi lain kondisi perekonomian Malaysia sebenarnya masih sangat bergantung kepada TKI.

"Para TKI yang bekerja di Negeri Jiran tersebut selain menyumbangkan devisa bagi bangsa, sebenarnya juga menyokong perekonomian Malaysia," katanya.

Ketika Indonesia memutus hubungan kerjasama dengan cara menarik seluruh TKI di Malaysia, katanya, perekonomian Malaysia akan merosot, terutama untuk sektor perkebunan.

"Malaysia memiliki investasi perkebunan sawit di Indonesia yang tenaga pengelolanya adalah pekerja dari Indonesia sehingga sangat bergantung kepada para TKI tersebut," kata pengajar Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Undip tersebut.  (ZLS/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010