Semarang (ANTARA News) - Arus mudik Lebaran 2010 memasuki H-5 atau Minggu yang melalui jalur selatan terganggu akibat banjir yang melanda beberapa kawasan di Kabupaten Banyumas, Jateng.

Bencana alam berupa banjir tersebut disebabkan sebagian besar drainase yang berada di sisi kiri maupun kanan ruas jalan tidak mampu menampung air sehingga meluap ke jalanan.

Selain itu, kondisi jalan yang menanjak mengakibatkan arus luapan air dari drainase tersebut cukup deras sehingga di beberapa titik terendah di sejumlah ruas jalan di Kabupaten Banyumas terdapat genangan setinggi 5-15 sentimeter.

Bahkan, kerikil yang semula berada di bahu jalan turut terbawa arus hingga berserakan di jalanan.

Beberapa ruas jalan yang terkena luapan air dari drainase, antara lain Jalan Raya Pancasan-Karang Bawang yang menghubungkan Ajibarang dan Wangon serta ruas jalan antara Ajibarang-Purwokerto yang kondisinya menanjak.

Selain itu, genangan air juga dijumpai di ruas Jalan Raya Cilongok, yakni di depan Pasar Cilongok permukaannya mendatar.

Akibat luapan drainase ini, arus kendaraan yang melintas di sejumlah jalan tersebut tersendat terutama pada jalanan yang menanjak.

Para pengendara sepeda motor maupun pengemudi mobil menjalankan kendaraannya dengan pelan-pelan karena jarak pandang sangat dekat dan banyaknya kerikil yang berserakan di jalanan.

Kendati demikian, sejumlah pemudik bersepeda motor tampak nekat melanjutkan perjalanan mereka di bawah guyuran hujan lebat yang disertai angin kencang.

Pemudik bersepeda motor yang berboncengan dengan rekannya sempat tergelincir akibat roda kendaraan menggilas kerikil saat melintas di Jalan Raya Cilongok sehingga mereka meminggirkan sepeda motornya.

Dari Kabupaten Sermarang dilaporkan, arus mudik Lebaran 2010 yang melintas di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menuju Yogyakara dan Surakarta mulai meningkat.

Beberapa rombongan pemudik menggunakan sepeda motor roda dua bernomor polisi Jakarta mulai melintas.

Sedangkan kendaraan roda empat jumlahnya masih terbatas, meskipun begitu arus lalu lintas di sepanjang jalan di Kabupaten Semarang masih lancar.

Kasatlantas Polres Semarang AKP Zaenal Rio Tangkari mengatakan, seperti pengalaman arus mudik Lebaran tahun 2009, kendaraan roda dua jumlahnya lebih tinggi jika dibandingkan kendaraan roda empat termasuk angkutan umum.

Pihaknya memperkirakan jumlah pemudik bersepeda motor meningkat tajam pada arus mudik tahun 2010.

"Hingga H-5 Lebaran ini peningkatan arus mudik sudah terasa, hanya saja belum menuai puncaknya, arus lalu lintas masih bisa ditangani dengan normal," katanya.

Menurut dia, puncak arus mudik Lebaran nanti diperkirakan pada H-3, seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

Pada pucak arus mudik Lebaran nanti pihaknya akan mengatur jalan dengan pola 3:1, artinya ruas yang padat kendaraan akan diperlebar. Sedangkan kalau jalur utama sudah terlalu padat, sebagian akan dialihkan ke jalur alternatif.

"Jika jalur alternatif nanti dibuka, pasti bisa menggangu kenyamanan warga, karena jalur alternatif berdekatan dengan perumahan warga. Saya harap warga Kabupaten Semarang yang rumahnya dekat dengan jalur alternatif bisa sabar sementara, karena untuk kepentingan bersama," katanya.

Ia mengimbau kepada pemudik yang menggunakan sepeda motor untuk berhenti tiga jam sekali dalam berkendara.

Pihaknya juga menganjurkan agar tidak menambah tempat barang di sepeda motor atau menambah jumlah penumpang sehingga terlihat berjubel.

"Setiap produksi motor, ada ukuran beban masing-masing, jadi jangan sampai menambah beban muatan sehingga melebihi kapasitas," katanya.

Selain itu, kata dia, pemudik diharapkan juga tetap memperhatikan dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang dipasang maupun menyalakan lampu kendaraan meski di siang hari.

Menurut dia, dengan mematuhi rambu-rambu lalu lintas, tingkat kewaspadaan maupun angka kecelakaan bisa terkurangi.

Menurutnya, 70 persen kecelakan lalu lintas di jalan Kabupaten Semarang adalah kendaraan roda dua, faktornya adalah kerena tidak memperhatikan rambu-rambu lalu lintas dan biasanya sudah sampai pada titik kulminasi kelelahan.(*)
(U.H015/M028/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010