Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan bahwa cadangan pangan terutama beras, dibutuhkan sebagai antisipasi pemerintah untuk menjaga ketersediaan dalam menghadapi perubahan iklim.

"Saya katakan kebijakan untuk memperkuat cadangan beras kita menjadi penting karena negara lain begitu," ujarnya saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, cadangan pangan dibutuhkan karena perubahan iklim yang terjadi saat ini sangat sulit diprediksi, yang ditandai dengan musim kemarau yang justru seperti musim hujan.

Apalagi, negara-negara besar seperti China telah membuat langkah antisipasi dengan memperkuat cadangan pangan mereka.

China memperkuat stoknya walaupun dia punya cadangan. Semua negara memperkuat cadangannya, karena tidak secure dengan iklim.

"Selama Agustus ini hampir tidak ada kemarau. Malah hujan terus. Jadi kita tidak mengalami kemarau karena sekarang sudah masuk musim hujan. Kalau kemarau seperti ini, musim hujan seperti apa, maka kita harus meningkatkan stok," ujar Hatta.

Hatta mengatakan, pemerintah berupaya menambah pasokan beras hingga tiga juta ton karena kebutuhan saat ini sekitar 2,6 juta ton per bulan.

"Kita kalau bisa tingkatkan sebesar-besarnya. Itu masih lagi menunggu panen kita berikutnya, maka saya katakan panen kita berikutnya itu kan kita tidak mau mengambil risiko terhadap iklim yang seperti ini," ujarnya.

Sementara itu, mengenai upaya pemerintah menjaga kestabilan harga, Hatta mengatakan pemerintah terus melakukan operasi pasar dan pasar murah hingga menjelang Lebaran.

"Operasi Pasar tidak bisa seketika menurunkan harga. Tapi paling tidak, tidak hanya sekedar toleransi sosial atau kepedulian sosial saja. Tapi juga ada hal-hal yang berkaitan dengan (penurunan harga) karena volumenya banyak, bisa sedikit menstabilkan," ujarnya.

Ia mengatakan hingga Agustus pemerintah telah memberikan raskin hingga 520 ribu ton kepada masyarakat kurang mampu. Namun, walau pemerintah terus melanjutkan operasi pasar dan tren harga mulai menurun, masih ada harga beras dan daging sapi yang tinggi.

"Yang lebih banyak menstabilkan itu sebenarnya Raskin. Dengan kita bagikan dua bulan sekaligus, itu kan volumenya hampir 520 ribu ton. Itu membuat stabil. Tapi saya belum puas, walau beras turunnya cukup signifikan," ujarnya.

Untuk harga daging sapi yang masih bertahan tinggi, Hatta mengatakan pemerintah terus melakukan pasar murah, agar setelah lebaran harganya kembali stabil.

"Daging sapi yang bertahan tinggi, tapi menteri pertanian sudah mengeluarkan beberapa (stok) sapi lagi, tambahan ini akan membuat stabil, apalagi sekarang sudah mendekati lebaran, nanti habis lebaran turun harganya, ini siklus biasa," katanya menambahkan.
(T.S034/S004/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010