Tokyo (ANTARA News/AFP) - Menteri Keuangan Jepang Yoshihiko Noda mengatakan Kamis, pemerintah sedang memonitor secara ketat peningkatan pembelian China atas utang pemerintah Jepang dan akan mencek Beijing mengenai motivasinya.

"Kami sedang memberikan perhatian seksama" terhadap peningkatan belakangan terkait pembelian China terhadap obligasi pemerintah Jepang (JGB)," kata Noda dalam sebuah sidang komite masalah keuangan parlemen, lapor Dow Jones Newswires.

"Saya tidak tahu intensi sebenarnya" China menyangkut peningkatan seleranya terhadap JGB.

Namun Tokyo merencanakan akan "bekerja sama dengan seksama (dengan Beijing) dan mengaji maksudnya," katanya.

China, Juli, membeli obligasi Jepang senilai 583,1 miliar yen (6,9 miliar dolar), kata kementerian keuangan Jepang Rabu, saat raksasa Asia itu meneruskan akan meningkatkan pembelian utang Jepang.

Angka tersebut lebih tinggi daripada nilai sekuritas yang dibeli Juni, 456,7 miliar yen.

Berita tersebut muncul setelah yen, Rabu, mencapai tertinggi 15-tahun baru terhadap dolar. Para pedagang mata uang mengatakan pembelian aset berdenomiasi yen China, bahkan terlalu kecil untuk dengan sendirinya mendongkrak yen, dapat mendukung kenaikan mata uang tersebut secara tidak langsung.

Untuk paruh pertama tahun ini, China membeli utang senilai 1,73 triliun yen, hampir tujuh kali lipat rekor setahun penuh sekitar 253,8 miliar yen pada 2005.

Pada Mei saja para investor China membeli obligasi pemerintah Jepang bersih senilai 735,2 miliar yen.

China berupaya mendiversifikasikan investasinya yang besar keluar dari dolar dan Eropa sejak mulainya krisis keuangan.

Kebanyakan obligasi yang dibeli China diperkirakan digunakan oleh pemerintah untuk mengatur cadangan devisanya.

Peningkatan tersebut bersamaan dengan terjadinya kembali keraguan pemulihan di Amerika Serikat dan Eropa dan mengindikasikan China menyimpan lebih banyak lagi cadangan devisanya yang makin membesar akibatnya ke dalam obligasi Jepang yang secara relatif stabil.

Dengan sekitar 95 persen dipegang oleh investor domestik, risiko tidak membayar utang Jepang dianggap jauh lebih kecil daripada negara-negara yang dihantam-utang, bahkan meskipun utang publiknya mendekati 200 persen dari produk domestik bruto, tertinggi diantara negara-negara maju.

Cadangan devisa China telah membengkak dalam beberapa tahun belakangan, melonjak hingga rekor 2,454 triliun dolar pada akhir Juni.

Cadangan tersebut, telah menjadi yang terbesar di dunia, tumbuh 15,1 persen dari setahun lalu, kata Bank Sentral China di websitenya.

Salah satu cara Beijing mendiversifikasi investasinya adalah melalui dana kekayaan independen China Investment Corp, yang menangani sekitar 300 miliar dolar dan telah menginvestasikan secara besar-besaran di perusahaan-perusahaan sumber daya. (K004/R009/TERJ)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010