Jakarta (ANTARA News) - Khatib Salat Idul Fitri 1431 Hijriah di Masjid Istiqlal Prof DR Nursyam mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak menyelesaikan masalah melalui kekerasan, termasuk kekerasan agama.

Dalam ceramah disampaikan usai Salat Idul Fitri dua rakaat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat yang dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, Nursyam menyatakan tindakan kekerasan hanya akan menimbulkan kekerasan lain lagi atau akan tercipta siklus kekerasan.

Apalagi, lanjut Rektor IAIN Sunan Ampel itu, kekerasan pasti akan menimbulkan pengalaman traumatik kepada para korbannya.

"Kekerasan sebagai faktor penyelesaian masalah adalah penafsiran keliru dari demokrasi dan keterbukaan. Mereka menganggap melalui demokrasi, keterbukaan, dan kebebasan, orang bisa melakukan apa saja termasuk kekerasan agama," tuturnya.

Dalam ceramah berjudul "Pentingnya Kesabaran dalam Membangun Solidaritas Umat Islam" itu, Nursyam menyatakan penyelesaian masalah justru harus mengedepankan kerukunan sehingga akan menghasilkan keselarasan dan keselamatan.

Kerukunan dan harmoni, lanjut dia, harus diutamakan dalam setiap penyelesaian masalah sehingga akan tercipta keselarasan internal dalam suatu umat beragama, antar umat beragama, serta antar umat beragama dengan pemerintah.

Bahkan, Nursyam juga menyebutkan sengketa batas wilayah dengan negara tetangga juga harus diselesaikan oleh Bangsa Indonesia melalui prinsip kesetaraan dan harmoni.

"Tentu sangat urgent sebagai bangsa besar tidak boleh terprovokasi oleh tindakan yang sengaja memancing masalah. Tidak ada keuntungan sedikit pun penyelesaian masalah yang bercorak kekerasan," tuturnya.

Dalam khotbahnya, Nursyam juga menekankan pentingnya kesabaran dalam menghadapi semua ujian yang diberikan Allah SWT kepada Bangsa Indonesia.

Bangsa yang besar, menurut dia, bukanlah bangsa yang tidak pernah gagal namun bangsa yang mampu bangkit lagi setelah melalui segala cobaan.

Justru, kata Nursyam, cobaan yang diberikan Allah SWT kepada Bangsa Indonesia merupakan jalan bagi masyarakat Indonesia untuk mendewasakan diri.

"Sebagai warga masyarakat besar kita yakin bahwa semua cobaan Allah dapat disikapi penuh kedewasaan, bukan sebaliknya," ujarnya.

Dalam khotbah sekitar 15 menit, Nursyam juga mengingatkan kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada Umat Islam bukan untuk dinikmati oleh individu atau segelintir orang saja.

Islam dengan syiar rahmat bagi seluruh semesta alam jelas menekankan puncak kenikmatan justru baru bisa dirasakan apabila diterima oleh seluruh golongan umat manusia.

Shalat Idul Fitri 1431 Hijriah di Masjid Istiqlal yang dihadiri ribuan warga Jakarta berlangsung khusyuk.

Selain Presiden Yudhoyono yang didampingi Ibu Negafa Ani Yudhoyono, juga hadir Wakil Presiden Boediono beserta Herawati Boediono.

Hadir juga para duta besar Negara-negara Islam dan menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu II antara lain Menteri Agama Suryadharma Ali dan Menko Polhukam Djoko Suyanto.
(D013/Z003)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010