Merak (ANTARA News) - Seorang pengemudi bus Armada Jaya Perkasa, Jamhuri alias Kabayan, meninggal dunia di Terminal Terpadu Merak (TTM), Kota Cilegon, Banten, dan sebelumnya korban sempat dibawa ke pos komando (Posko) Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Cilegon, namun saat itu tidak ada satupun petugas medis yang jaga.

Jamhuri (54), warga Kampung Pandurung RT 07/03, Desa Sukamenak, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Banten, itu meninggal dunia Jumat (10/9) pukul 08.00 WIB, di ruang tunggu keberangkatan mobil lintas di TTM.

Sebelumnya, bus Armada jurusan Bandung-Merak yang dikemudikan Jamhuri, tiba di TTM Kamis malam (9/9) pukul 20.00 WIB. Kemudian, setelah seluruh penumpang turun, bus diparkir di jalur keberangkatan Bandung yang berlokasi di lahan eks kantor Kecamatan Pulomerak.

Kemudian, setelah sempat istirahat dan berbincang-bincang sambil minum kopi di warung sekitar jalur keberangkatan Bandung dengan sesama rekan-rekan pengemudi bus, pada Jumat pagi (10/9) pukul 04.00 WIB, korban mengeluh tidak enak badan, kemudian ia bergegas menuju busnya tak jauh dari lokasi ia berada.

Setiba di bus korban kemudian masuk dan membangunkan Ujang. "Menurut pengakuan Ujang kepada saya, kang Jamhuri minta tolong diurut punggungnya oleh Ujang. Selang beberapa jam kemudian, tepatnya sekitar pukul 07.00 WIB, dia tidak sadarkan diri. Melihat kondisi Kabayan, Ujang kemudian menghubungi saya via hand phone," kata pengurus bus Armada di Merak, Endang di TTM, Jumat (10/9).

"Sebagai pengurus wajib bertanggungjawab, dan walaupun saat itu saya sedang sholat Id, saya memutuskan langsung ke TTM untuk melihat kondisi Kang Jamhuri. Setiba di lokasi, karena khawatir terjadi sesuatu, kami langsung bawa Kang Jamhuri ke Klinik dr Budi. Karena klinik itu tutup, kami membawa ke Posko Kesehatan yang berada di TTM," katanya menambahkan.

Namun sangat disayangkan, katanya, ketika tiba di Posko Kesehatan itu, tidak ada satu petugas tim medis yang berada di lokasi tempat tugasnya. Padahal, seharusnya tim medis tidak boleh meninggalkan tempat tugas mereka di Posko Kesehatan TTM selama arus mudik sejak H-7 sampai H+7 .

"Setelah ditunggu dan dicari namun tidak ada juga tim medis yang datang, kami memutuskan membawa Kang Jamhuri masuk kedalam bus yang berada di jalur keberangkatan mobil lintas. Kemudian, saya menjemput tukang urut, karena Kang Kabayan sempat mengeluh masuk angin," katanya.

Setelah tukang urut datang, karena di dalam bus ruangannya sempit, korban diturunkan ke bale-bale yang berada di ruang tunggu keberangkatan mobil lintas. "Pada saat diangkat untuk dipindahkan ke ruang tunggu, Kabayan masih bisa bicara dan minta diambilkan kain sarung, karena merasa kedinginan,"katanya.

Namun sayangnya, hanya beberapa menit tukang urut tersebut melakukan pertolongan dengan cara `dicop`, tiba-tiba jamhuri kejang-kejang, lalu pingsan, kemudian nyawanya sudah tidak ada lagi.

Kapolsek Merak, AKP Tedy, membenarkan atas meningalnya awak bus Armada atas nama Jamhuri ditemukan meninggal dunia di TTM, Jumat pagi (10/9).

"Beberapa orang sudah kami mintai keterangannya, di antaranya Endang selaku pengurus Armada. Pihak keluarga almarhum, yaitu Jaenudin (anak almarhum) sudah kami hubungi, dan jenazah almarhum sudah dibawa pulang ke rumah duka di Cikeusal," kata Tedy menambahkan.
(T.ANT-152/J006/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010