Istanbul (ANTARA News/AFP) - Tim basket AS harus menunggu selama 16 tahun untuk meraih gelar juara dunia basket setelah pada pertandingan final mengalahkan tuan rumah Turki dengan skor telak 81-64 di Istambul, Minggu (Senin WIB).

Gelar juara dunia tersebut adalah untuk pertama kalinya sejak 1994 melalui Tim Impian (Dream Team) dan dua tahun setelah meraih medali emas di Olimpiade Beijing 2008.

Bagi AS, gelar juara dunia tersebut adalah untuk keempat kalinya sepanjang sejarah.

Meski tanpa 12 pemain yang ikut mengantar AS ke tangga juara di Beijing, AS ternyata masih terlalu tangguh bagi lawan-lawan mereka. Bintang klub basket NBA Oklahoma City Kevin Durant, kembali memperlihatkan kemampuannya sebagai motor tim.

Setelah menyumbang 33 angka saat menyingkirkan Lithuania di semifinal, Durant kembali menjadi mesin pencetak angka dengan 28 saat menghadapi Turki di final. Durant pun membayar tuntas kepercayaan yang diberikan pelatih Mike Krzyzewski kepadanya.

"Kejuaraan dunia ini menjadi tantangan besar buat kami," kata Chauncey Billups, kapten tim AS usai pertandingan.

"Kami adalah tim dengan materi pemain muda yang belum berpengalaman, tapi kami sejak awal sudah memperlihatkan bahwa kami siap sebagai juara. Kevin Durant tampil luar biasa. Dialah yang menjadi pemain terbaik di kejuaraan dunia ini," kata Billups memuji rekannya itu.

Sementara itu pelatih Turki Cenk Akyol mengakui bahwa meski akhirnya kalah di final, seluruh negeri tetap bangga dengan apa yang telah diperlihatkan timnya.

"Sampai di babak final saja sudah menjadi prestasi hebat buat kami dan ini membuat kami sangat bangga," kata Akyol.

"Pertandingan final ini adalah moment sangat bersejarah buat kami, tapi kami kalah menghadapi tim hebat dan sangat berbakat," katanya.

Pada pertandingan final tersebut, andalan tuan rumah Hidayet Trukoglu yang juga pemain klub NBA Toronto Raptors harus mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk mengimbangi AS ketika ia berhasil mencetak delapan angka pada menit-menit awal.

Tapi ia harus menerima kenyataan pahit, meninggalkan lapangan akibat cedera lutut. Akibatnya, serangan Turki pun ikut berpengaruh dan tertinggal 17-22 pada kuarter pertama.

Pada pertandingan puncak tersebut, staf pelatih Turki gagal menerapkan strategi bagaimana untuk menghentikan sepak terjang Durant yang di kuarter pertama saja sudah mencetak 11 angka.

Turkoglu yang masih dibelit cedera, memaksakan diri untuk bermain pada kuarter kedua, tapi gerakannya sudah tidak mampu untuk menahan laju Durant.

Dukungan penuh sekitar 15.000 pendukung tuan rumah sama sekali tidak berpengaruh terhadap keperkasaan AS yang semakin memperbesar jarak dengan skor 42-32 pada akhir babak pertama.

Durant menyumbang 20 angka pada babak pertama, 15 diantaranya berasal dari lemparan tiga angka.

Pada awal babak kedua, Durant kembali meraja lela dengan melakukan dua kali lemparan tiga angka untuk meninggalkan tuan rumah Turki dengan selisih 16 angka.

Turki yang untuk pertama kalinya tampil di babak final, hampir tidak menemui untuk keluar dari tekanan dan hanya berusaha untuk memperkecil selisih ketinggalan.

AS tampil penuh percaya diri dan pada akhir kuarter ketiga sudah melaju dengan skor 61-48.

Ketinggalan dengan selisih angka yang cukup jauh membuat tuan rumah Turki dan pendukungnya hanya berharap untuk bisa mengulangi penampilan di semifinal menghadapi Serbia ketika mereka berhasil mengatasi ketinggalan di kuarter terakhir untuk akhirnya memenangi pertandingan.

Tapi AS sepertinya sudah belajar untuk tidak mengulangi kesalahan seperti yang dilakukan oleh Serbia dan akhirnya tidak tertahankan untuk mengalahkan tuan rumah Turki, sekaligus meraih gelar juara yang telah mereka nantikan selama 16 tahun.

Russel Westbrook, rekan satu tim Durant di Oklahoma City Thunder, menjadi pemain lain yang mampu menyumbang angka diatas sepuluh dengan 13 angka.

Angka tertinggi untuk tuan rumah Turki diraih oleh Turkoglu, yaitu 16 angka.

Pada pertandingan lainnya untuk memperebutkan peringkat ketiga, Lithuania mengalahkan Serbia 99-88.
(A032/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010