Mamuju (ANTARA News) - Empat rumah milik warga Dusun Tampalang Kecamatan Tapalang sekitar 33 kilometer dari Kota Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, diterjang ombak air laut pasang.

Pantauan ANTARA, Senin, empat rumah warga itu hancur porak-poranda setelah dihantam gelombang ombak air laut pasang setinggi dua meter akibat abrasi pantai di wilayah itu.

Peristiwa tersebut terjadi Minggu (12/9) sekitar pukul 20.00 Wita, saat masyarakat masih dalam suasana merayakan lebaran Idul Fitri 1431 Hijriah.

Dalam peristiwa itu, sejumlah warga mengalami kerugian puluhan juta rupiah karena kehilangan tempat tinggalnya berupa rumah yang terbuat kayu, meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Akbar, salah seorang warga mengatakan, peristiwa bencana alam itu tidak diduga sama sekali karena peristiwanya begitu cepat dan tiba-tiba. Air laut berupa gelombang pasang setinggi dua meter menghantam rumah warga yang masih dalam suasana merayakan lebaran.

"Daerah pesisir pantai di Dusun Tampalang memang menjadi langganan gelombang pasang karena daerah itu telah mengalami abrasi pantai, sehingga memudahkan gelombang air laut menghantam pemukiman warga yang dibangun di pesisir pantai," katanya.

Menurut dia, warga yang rumahnya dihantam gelombang pasang telah mengungsi ke rumah penduduk lainnya yang lebih aman jauh dari pantai.

"Warga masih trauma kembali ke tempat tinggalnya karena khawatir akan diterjang gelombang pasang yang sering terjadi pada saat malam hari," katanya.

Ia mengatakan, gelombang air laut pasang di Dusun Tampalang, Kecamatan Tapalang, yang menghantam pemukiman warga, sudah yang kedua kalinya terjadi setelah wilayah itu mengalami abrasi pantai.

"Peristiwa ini sudah yang kedua kalinya, sebelumnya juga terjadi pada tahun lalu, belasan rumah masyarakat juga porak poranda dihantam gelombang pasang, akibatnya masyarakat kehilangan tempat tinggal," katanya.

Menurut dia, tanggul penahan ombak yang dibangun pemerintah di wilayah itu telah lama jebol dan tidak lagi bisa melindungi pemukiman warga dari terjangan ombak pasang. Akibatnya sebagian masyarakat saat itu memilih meninggalkan tempat tinggalnya ke tempat yang lebih aman.

Ia meminta pemerintah segera membantu para korban abrasi pantai untuk mengurangi beban hidupnya sekaligus membangun tanggul penahan ombak di wilayah itu. (MFH/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010