Surabaya (ANTARA News) - PT Kereta Api (PTKA) melibatkan personel Polisi Militer TNI Angkatan Laut (Pomal) untuk melakukan razia penumpang gelap.

"Kami sudah meminta Pomal untuk membantu merazia penumpang gelap," kata Humas PTKA Daerah Operasi (Daops) VIII/Surabaya, Sri Winarto, Selasa.

Selain Pomal, pihaknya juga bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk turut menjaga dan mengamankan kereta api selama dalam perjalanan.

Ia menengarai banyak penumpang gelap kereta api, baik masyarakat umum maupun kalangan personel TNI/Polri, selama musim mudik Lebaran.

"Kalau memang kedapatan penumpang gelap di dalam kereta, termasuk kalangan TNI/Polri, kami tidak segan-segan menurunkannya di tengah jalan," kata Winarto.

Khusus untuk kereta api kelas ekonomi dan kelas bisnis, PTKA memberlakukan tarif anak-anak atau setengah harga tiket biasa kepada penumpang dari kalangan TNI/Polri.

"Dengan mengenakan tarif 50 persen untuk kelas ekonomi dan bisnis, sebaiknya personel TNI/Polri tidak perlu naik kereta api kelas eksekutif," kata Winarto.

Menanggapi membeludaknya penumpang kereta api arus balik, dia mengimbau calon penumpang bisa mengendalikan emosinya dengan tidak memaksakan diri naik kereta yang sudah penuh oleh penumpang.

"Kalau kereta sudah penuh, tidak perlu memaksakan diri. Tunggu kereta berikutnya karena selama Lebaran ini kami juga menyediakan kereta tambahan," katanya.

PTKA telah menetapkan batas toleransi penumpang di atas daya tampung, yakni 25 persen untuk kelas ekonomi dan 15 persen untuk kelas bisnis serta nol persen untuk kelas eksekutif.

Selama musim arus balik ini, PTKA memberangkatkan kereta api tambahan untuk mengatasi lonjakan penumpang kelas ekonomi, yakni KA Kertajaya (Surabaya Pasar Turi-Jakarta Pasar Senen) sebanyak dua rangkaian, KA Gaya Baru (Surabaya Gubeng-Jakarta Pasar Senen) satu rangkaian, dan KA Pasundan (Surabaya Gubeng-Bandung Kiara Condong) satu rangkaian.

Sementara itu, untuk kelas bisnis dan ekonomi akan ada penambahan, bila stamformasi kereta api reguler telah terpenuhi semua.

Puncak lonjakan jumlah penumpang kereta api dari Surabaya tujuan Jakarta dan Bandung serta kota besar lainnya diperkirakan akan terjadi pada H+5 hingga H+7. (M038/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010