Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi VIII DPR yang membidangi agama Radityo Gambiro mengatakan perlu ada investigasi secara objektif guna mendapatkan latar belakang kekerasan terhadap pendeta dan pengurus HKBP di Bekasi.

Radityo Gambiro kepada pers di Jakarta, Rabu, mengharapkan semua pihak tidak terburu-buru mengeluarkan pernyataan terkait insiden kekerasan terhadap pendeta dan pengurus majelis Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Bekasi, Minggu (12/9) lalu.

Selain itu, jangan sampai kasus itu dipolitisasi.

Dia mengharapkan insiden kekerasan terhadap pengurus dan pendeta HKBP itu tidak memicu konflik agama.

"Mohon agar jangan dilihat sebagai perseteruan yang
dapat mengganggu kerukunan antarumat beragama. Insiden di Bekasi hendaknya ditelusuri secara mendalam dan seksama terlebih dulu apa yang menjadi sebab musababnya," ujar Radityo.

Karena itu, menurut dia, harus ada investigasi secara objektif guna mendapatkan latar belakang penusukan itu. Namun apapun hasil temuannya, kata Ketua DPP Partai Demokrat itu, para pelakunya tetap harus dihukum sesuai peraturan perundang-undangan.

"Apakah insiden kriminal murni di lokasi, atau ada sebab
lain. Kami menyesalkan terjadinya peristiwa itu. Tapi mari kita percayakan dan serahkan kepada aparat yang berwenang untuk melakukan penangkapan dan pengusutan terhadap para pelaku," katanya.

Radityo juga mengatakan, tidak sepantasnya pula kasus itu ditarik-tarik ke urusan politik, apalagi untuk mendiskreditkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Jangan pula kasus ini dipolitisir untuk mendiskreditkan SBY. Lebih baik satukan energi positif untuk membuat suasana tentram," katanya.

Ia mengharapkan kasus itu tidak mengarah pada tujuan mengadu domba atau merusak kerukunan umat beragama di Tanah Air.

Raditiyo juga mengimbau seluruh komponen masyarakat menahan diri dan tidak terbawa emosi. Insiden itu hendaknya ditelusuri secara seksama untuk mencari motifnya.  (S023/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010