Tokyo (ANTARA News) - Perdana Menteri Jepang Naoto Kan, Kamis mengatakan Jepang akan mengambil langkah-langkah yang menentukan di pasar mata uang "jika diperlukan di masa mendatang," sehari setelah melakukan intervensi untuk membendung penguatan yen.

"Kami bertekad untuk tidak membiarkan fluktuasi drastis yen," Kan mengatakan dalam konferensi bisnis di Tokyo, dalam komentar yang mengindikasikan Jepang siap untuk melakukan intervensi lagi, sebagaimana dikuatip dari AFP.

Jepang pada Rabu melangkah ke dalam pasar mata uang untuk pertama kalinya sejak 2004 dalam upaya untuk menahan apresiasi yen terhadap dolar dan membantu menjaga pemulihan yang goyah.

Yen diperdagangkan pada 85,60 terhadap dolar dalam perdagangan Kamis pagi di Tokyo, turun dari 85,72 di New York Rabu malam.

Langkah itu muncul sehari setelah Kan menegaskan kembali kepemimpinannya di partai yang berkuasa, memenangkan pemilihan atas Ichiro Ozawa, saingan politik kelas berat yang dianggap lebih mungkin dibandingkan Kan untuk mengambil tindakan tegas.

Namun, pejabat di Eropa dan Amerika Serikat mengecam tindakan sepihak Jepang pada Rabu itu .

Para analis mengatakan, bank sentral lainnya kini memiliki argumen kuat untuk melemahkan mata uang mereka dan meningkatkan daya saing sektor ekspor mereka, memperumit upaya untuk mendorong China untuk lebih melonggarkan mata uangnya.

"China tidak hanya negara dengan kebijakan nilai tukar predator," kata Perwakilan Demokrat Sander Levin, yang memimpin House Ways and Means Committee, yang memiliki kekuasaan atas kebijakan pajak dan perdagangan.

Analis juga mempertanyakan seberapa efektif tindakan Jepang dalam jangka panjang, mengubah pendirian global untuk menjaga mata uang dalam negeri yang lemah dan meneruskan ekspektasi moneter longgar lebih lanjut di AS.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010