Dengan gempa tersebut, tsunami dan kecelakaan nuklir telah jadi krisis terbesar yang dihadapi Jepang dalam 65 tahun sejak berakhirnya Perang Dunia II
Tokyo (ANTARA News) - Gempa berkekuatan 5,0 pada skala Richter terjadi di dekat pantai timur Honshu, Jepang, pukul 00:22:49 GMT (07:22) pada Senin, kata U.S. Geological Survey (USGS).

Pusat gempa tersebut, dengan kedalaman 22,10 kilometer, mulanya dinyatakan berada pada 36,95 derajat Lintang Utara dan 141,76 derajat Bujur Timur, sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA.

Pada hari yang sama, Jepang berjuang untuk mencegah bencana nuklir dan merawat jutaan orang yang tak mendapat listrik atau air dalam krisis terburuk yang dihadapinya sejak Perang Dunia II, setelah gempa kuat dan tsunami dikhawatirkan menewaskan lebih dari 10.000 orang.

Negara yang luka parah itu telah menyaksikan beberapa desa dan kota kecilnya hilang dari peta akibat terjangan tembok raksasa air. Sementara itu, upaya kemanusiaan internasional mulai mengalir dalam jumlah besar.

"Dengan gempa tersebut, tsunami dan kecelakaan nuklir telah jadi krisis terbesar yang dihadapi Jepang dalam 65 tahun sejak berakhirnya Perang Dunia II," kata Perdana Menteri Naoto Kan, dengan wajah suram, dalam satu taklimat pada Minggu (13/3).

"Kami sedang melakukan pemeriksaan secara seksama mengenai apakah kita, rakyat Jepang, dapat mengatasi krisis ini," kata Perdana Menteri Jepang tersebut.

Beberapa pejabat mengkonfirmasi tiga reaktor nuklir di sebelah utara Tokyo menghadapi resiko terlalu panas, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai kebocoran radiasi yang tak terkendali.

Saat Kan berbicara, para insinyur bekerja dengan susah-payah untuk mendinginkan bahan bakar di reaktor yang rusak. Jika mereka gagal, instalasi yang menampung inti nuklir itu dapat meleleh, atau bahkan meledak, sehingga mengeluarkan bahan radioaktif ke atmosfir.

PM Kan juga mengatakan negara ekonomi terbesar ketiga di dunia itu menghadapi pemadaman listrik bergilir ketika negara tersebut membuka kembali bisnis pada Senin.

Saham Nikkei rata-rata turun lima persen segera setelah pasar keuangan Tokyo dibuka pada Senin. Mata uang yen menguat karena adanya harapan repatriasi oleh perusahaan asuransi dan perusahaan lain.

Lembaga penyiaran NHK, yang mengutip keterangan seorang pejabat polisi, melaporkan lebih dari 10.000 orang dikhawatirkan telah tewas setelah tembok air raksasa yang dipicu oleh gempa dengan kekuatan 9,0 pada skala Richter menerjang seluruh garis pantai, sehingga beberapa kota kecil berubah jadi onggokan puing.

Pada Minggu, Tohoku Electric Power Co mengatakan bahwa radiasi meningkat menjadi 21 mikro sievert, sekitar 400 kali lebih tinggi dari tingkat normal di PLTN Onagawa di prefektur Miyagi.

Pemakaian listrik menyebabkan kenaikan tajam radiasi untuk zat radioaktif  dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima No.1.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011