Jakarta  (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, menyatakan bahwa perbankan masih menggunakan pola konservatif sehingga penyaluran kredit termasuk kredit usaha rakyat (KUR) sektor perikanan masih sangat kecil.

"Serapan sektor perikanan terhadap KUR masih rendah karena belum ada model pembiayaan di sektor perikanan," kata Fadel usai penandatanganan Adendum III Nota Kesepahaman KUR di Gedung Kantor Menko Perekonomian di Jakarta, Kamis.

Ia menyebutkan, serapan KUR untuk sektor perikanan baru mencapai sekitar 2,4 persen dari total penyaluran KUR selama ini.

"Jumlah itu cenderung turun dibanding tahun sebelumnya karena perbankan belum mau membiayai sektor perikanan," katanya.

Ia mencontohkan, nelayan tidak bisa menjadikan kapalnya sebagai jaminan untuk memperoleh kredit seperti halnya nasabah lain yang menjaminkan BPKP sepeda motor untuk memperoleh kredit.

Menurut Fadel, pihaknya mengembangkan kawasan minapolitan untuk menarik perbankan mau membiayai sektor perikanan.

Ia menyebutkan, pihaknya menyiapkan 24 lokasi minapolitan di mana alokasi dana pemerintah mencapai sekitar Rp88 miliar. Setelah itu diharapkan KUR dapat masuk dan mengembangkan kawasan itu.

"Kalau tidak seperti itu, jangan harap ada kredit perbankan mengalir ke sana," katanya.

Menurut dia, saat ini sekitar 50 persen tambak udang di Indonesia tidak berproduksi padahal kebutuhan dunia terus meningkat. Perlu kebijakan baru untuk kembali meningkatkan produksi perikanan termasuk udang.

Ia menyebutkan, tanggal 27 Agustus 2010, akan ada penandatanganan perjanjian Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Bank BNI mengenai pembiayaan ke sektor perikanan.

"Melalui program ini diharapkan sektor perikanan dapat menyerap KUR hingga Rp1,5 triliun," kata Fadel.
(T.A039*S034/R007/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010