Denpasar (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik saat membuka Seminar Nasional Kebudayaan dan Pembangunan Karakter Bangsa di Universitas Udayana, Denpasar, Jumat, memaparkan sembilan karakter bangsa yang harus dijadikan pegangan dalam menghadapi arus globalisasi.

"Karakter dibangun dari kebiasaan yang merupakan representasi dari kebudayaan, sedangkan identitas adalah pencerminan dari karakter yang membedakan suatu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya," kata Jero

Wacik pada seminar dalam rangka Dies Natalis ke-48 Universitas Udayana (Unud.

Untuk itu, Jero Wacik berharap Unud sebagai salah satu dari tujuh univeritas di Indonesia yang memiliki pusat kajian budaya daerah, dapat memberikan rekomendasi yang mampu menjawab berbagai tantangan yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.

"Kebudayaan harus dilestarikan dalam arti dilindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan agar kebudayaan tetap berfungsi dalam menata dan mengatur kehidupan manusia," katanya.

Sembilan karakter tersebut yakni yakin dan berani membela Pancasila, UUD, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, mengutamakan kepentingan rakyat dan negara, berwawasan nasionalisme, pluralisme da humanisme, menghormati guru, santun beretika dan tidak arogan, berpikir dan bertindak positif, pantang menyerah, memiliki kesetiaan, serta berjiwa sosial.

"Sesungguhnya Bali mempunyai modal dasar yang kuat dalam daya saing karena memiliki karakteristik yang bersifat terbuka, toleran, transformatif dan adaptif," kata Jero Wacik.

Dalam Seminar Nasional Kebudayaan Bali itu hadir sebagai pembicara Prof Dr Edi Sedyawati, Prof Dr AA Ngurah Anom Kumbara MA, Prof Dr Suhartono, Prof Dr I Wayan Ramanta, Dr Ir Ni Luh Kartini, dan Drs I Gede Darmaja MSi.

Rektor Universitas Udayana Prof Dr dr I Made Bakta SpPD (KHOM) mengatakan, pembangunan kebudayaan dan karakter bangsa menjadi bagian yang sangat penting dari pembangunan nasional.

"Saat ini kami melalui Pusat Kajian Bali sedang menyusun `road map` pengembangan kebudayaan Bali. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain penyusunan sejarah, penerjemahan lontar, sehingga kita akan memiliki perpustakaan lontar elektronik," kata Prof Bakta.

Ia juga berharap Pusat Kajian Bali akan menjadi "centre of exellence" dalam pengembangan kebudayaan Pulau Dewata sesuai dengan visi dan pola ilmiah pokok Universitas Udayana.

Unud berulang tahun ke-48 pada 29 September dan perayaan tahun ini diisi dengan orasi ilmiah dari Ketua Mahkamah Konstitusi Prof Dr Machfud MD dengan tema "Good University Governance to World Class University". (*)

(ANT-262/P004/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010